Sukses

Emiten Ramai Gelar Rights Issue, Investor Perlu Cermati Ini

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, terdapat dua alasan perusahaan melakukan rights issue. Apa sajakah?

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten telah mengumumkan akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue di tengah pandemi COVID-19.

Baru-baru ini emiten yang umumkan rights issue antara lain PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) yang akan terbitkan 365,79 juta saham.

Kemudian PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan tawarkan 12,5 miliar saham baru, PT Mahaka Media Tbk (ABBA) akan terbitkan 1,2 miliar saham, dan PT Weha Transportasi Indonesia akan tawarkan 886,41 juta saham dalam rangka rights issue.

Sebelumnya PT Diamond Citra Tbk (DADA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT MNC Investama Tbk (BHIT) juga mengumumkan rencana rights issue.

Melihat hal ini, terdapat sejumlah hal yang perlu diperhatikan investor. Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, terdapat dua alasan perusahaan melakukan rights issue, salah satunya ialah melunasi utang yang dimiliki perseroan.

"Biasanya rights issue itu ada dua tujuan utama, satu untuk bayar hutang, lalu yang kedua untuk ekspansi. Jadi biasanya untuk nambah-nambah modal entah itu untuk akuisisi perusahaan lain atau perluasan usaha," ujar dia kepada Liputan6.com, ditulis Rabu (21/7/2021).

Wawan menyebut, dana rights issue untuk ekspansi biasanya lebih disukai investor. Hal ini karena aset yang dimiliki perseroan meningkat.

"Biasanya rights issue untuk ekpansi yang disukai oleh investor karena uang yang baru masuk ini bisa menjadi aset, sehingga aset usaha akan tumbuh. Beda dengan bayar hutang, jadi dengan uang yang masuk aset enggak nambah, hanya hutangnya berkurang," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bakal Ramai Rights Issue

Wawan juga menyebut bila tahun ini akan terdapat cukup banyak emiten yang melakukan rights issue. Hal ini tak terlepas dari perbaikan ekonomi yang hendak dilakukan perseroan karena pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun lalu.

"Saya yakin tahun ini banyak yang right issue karena memang harapannya tahun ini mulai perbaikan ekonomi jadi otomatis butuh banyak pendanaan. Rights issue ini salah satu cara untuk go publik punya saham di bursa dan butuh dana tambahan modal mereka bisa menerbitkan saham baru untuk dijual kembali," tuturnya.

Selain itu, tak kalah penting, investor perlu  mencermati bisnis model emiten yang melakukan right issue. Terlebih Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM darurat).

"Meskipun untuk ekpansi tetap harus dilihat dulu di masa pandemi ini, bidangnya apa," ujarnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.