Sukses

Harga Bitcoin Merosot, Kapitalisasi Pasar Kripto Susut Rp 1.292 Triliun

Harga bitcoin turun lebih dari 50 persen sejak posisi tertinggi hampir USD 65.000 pada pertengahan April 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin turun di bawah USD 30.000 atau sekitar Rp 435,88 juta (asumsi kurs Rp 14.529 per dolar AS) untuk pertama kali sejak 22 Juni 2021. Hal tersebut juga menyeret uang kripto lainnya melemah.

Nilai kapitalisasi pasar dari seluruh pasar kripto susut USD 89 miliar atau sekitar Rp 1.292 triliun (asumsi kurs Rp 14.526 per dolar AS) dalam 24 jam pada pukul 06.29 pagi ET, Selasa, 20 Juli 2021. Hal itu berdasarkan data CoinMarketCap.

Harga bitcoin turun lebih dari lima persen, sementara ether susut lebih dari enam persen, dan XRP merosot hampir 9 persen, berdasarkan data CoinDesk. Sepanjang 2021, harga bitcoin naik 1,87 persen. Ether dan XRP naik sekitar 135 persen sepanjang 2021.

Harga bitcoin turun setelah aksi jual besar-besaran di pasar saham global. Pada Senin, indeks Dow Jones mengalami hari terburuk sejak Oktober 2020.

"Ada aksi jual luas di pasar global, aset berisiko turun secara keseluruhan,” ujar Partner Crytocurrency Financial Services Firm Amber Group, Annabelle Huang, dilansir dari CNBC, Selasa (20/7/2021).

Ia menambahkan, ada kekhawatiran akan kualitas dan kekuatan pemulihan ekonomi dan aset berisiko lebih luas menjadi lemah. "Ditambah dengan kelemahan bitcoin baru-baru ini hanya mengirim pasar kripto tertekan,” kata Huang.

Harga bitcoin turun lebih dari 50 persen sejak posisi tertinggi hampir USD 65.000 pada pertengahan April 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tindakan Keras China

Tindakan keras baru di China pada perdagangan dan penambangan kripto telah membebani harga bitcoin. Wilayah utama yang bertanggung jawab atas penambangan bitcoin di China telah memaksa operasi untuk ditutup.

Penambangan bitcoin adalah proses intensif yang memfasilitasi transaksi bitcoin dan menciptakan koin baru. Bank sentral China juga telah berbicara dengan perusahaan keuangan dan financial technology (fintech) yang mengingatkan mereka untuk tidak menawarkan layanan terkait kripto kepada pelanggan.

China melarang pertukaran kripto lokal pada 2017 memaksa mereka untuk pindah ke luar negeri. Hal itu tidak menghentikan pedagang China membeli dan menjual koin digital. Akan tetapi, tindakan keras pada 2021 dari regulator China tampaknya semakin memperketat pembatasan perdagangan dan pertambangan.

"Semua sinyal berwarna merah karena bitcoin terus terbebani oleh larangan kripto utama dari China dan memburuknya kondisi ekonomi makro dari lonjakan varian COVID-19,” ujar Pendiri Modal Ventura yang fokus pada kripto Kenetic Capital, Jehan Chu.

Head of Business Development Luno, Vijay Ayyar mengatakan, harga bitcoin di bawah USD 30.000 dapat menjadi hal penting. Ia menuturkan, aksi jual bisa lebih rendah sehingga menguji level USD 22.000-USD 24.000. Sejak itu, bitcoin dapat diperdagangkan dalam kisaran tertentu.

"Saya akan melihat bitcoin antara USD 20.000 hingga USD 40.000 untuk sementara waktu sebelum bullish kembali,” kata Ayyar.

Chu juga melihat potensi aksi jual ke depan. “Momentum pasar kripto kuartal I telah terhenti dan mengancam pembalikan lebih lanjut yang berpotensi di bawah level USD 25.000,” kata Chu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bitcoin seperti emas digital yang menawarkan dua pilihan yaitu sebagai alat investasi dan pembayaran.

    Bitcoin

  • Aset kripto digunakan sebagai investasi komoditi yang dapat diperdagangkan di bursa berjangka.

    Kripto

  • harga bitcoin