Sukses

Top 3: Meneropong Prospek Harga Bitcoin pada Akhir 2025

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Senin, 19 Juli 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin disebut mampu menjadi kekuatan dominan dalam keuangan global pada 2050. Hal ini meski harga bitcoin alami penurunan dalam beberapa minggu terakhir. Hal tersebut dibuktikan melalui survei yang dilakukan Finder.

Seperti dilansir dari Yahoo Finance, Minggu, 18 Juli 2021, 54 persen dari responden yang disurvei setuju dengan hal tersebut mengenai harga bitcoin. Sedangkan 44 persen lainnya mengatakan, hal tersebut tidak akan pernah terjadi.

Laporan "prediksi harga Bitcoin 2021", meneliti panel yang terdiri dari 42 ahli keuangan, teknologi, dan akademisi. Sekitar 15 persen responden melihat titik dominasi tersebut. Hal ini diberi label "hiperbitcoinisasi" dan penelitian di Inggris menyebut kemungkinan besar akan terjadi pada awal 2035.

Artikel meneropong prospek harga bitcoin pada akhir 2025 menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut sejumlah artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Senin (19/7/2021):

1.Meneropong Prospek Harga Bitcoin pada Akhir 2025

Bitcoin disebut mampu menjadi kekuatan dominan dalam keuangan global pada 2050. Hal ini meski harga bitcoin alami penurunan dalam beberapa minggu terakhir. Hal tersebut dibuktikan melalui survei yang dilakukan Finder.

Seperti dilansir dari Yahoo Finance, Minggu, 18 Juli 2021, 54 persen dari responden yang disurvei setuju dengan hal tersebut mengenai harga bitcoin. Sedangkan 44 persen lainnya mengatakan, hal tersebut tidak akan pernah terjadi.

Laporan "prediksi harga Bitcoin 2021", meneliti panel yang terdiri dari 42 ahli keuangan, teknologi, dan akademisi. Sekitar 15 persen responden melihat titik dominasi tersebut. Hal ini diberi label "hiperbitcoinisasi" dan penelitian di Inggris menyebut kemungkinan besar akan terjadi pada awal 2035.

Berita selengkapnya baca di sini

2.Danareksa Research Institute Sebut Frekuensi Investasi Merosot saat Pandemi COVID-19

Danareksa Research Institute mencatat frekuensi investasi merosot selama pandemi COVID-19. Ini ditunjukkan hanya 6,41 persen responden menambah investasinya beberapa kali dalam sebulan.

26,92 persen responden meningkatkan investasi satu sampai tiga bulan sekali. Selanjutnya 11,54 persen responden meningkatkan investasi tiga hingga enam bulan sekali. 6,41 persen responden menambah investasi satu kali dalam setahun dan 48,72 persen responden menambah investasi jika memiliki kelebihan uang.

Di sisi lain, berdasarkan porsi investasi dari pendapatan bulanan selama pandemi COVID-19 tercatat 60,9 persen responden menginvestasikan 10 persen dari penghasilannya dan 23,72 persen responden menginvestasikan 10-25 persen pendapatan bulanan.

Berita selengkapnya baca di sini

3.Rights Issue, Kioson Komersial Indonesia Terbitkan 365,79 Juta Saham

PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS), emiten bergerak di bidang e-commerce dan teknologi akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

PT Kioson Komersial Indonesia Tbk akan terbitkan saham baru dalam rangka penawaran umum terbatas (PUT) I sebanyak-banyaknya 365.792.349 dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Seiring rights issue tersebut, perseroan juga menerbitkan waran seri II dengan jumlah sebanyak-banyaknya 248.738.798 waran seri II.

Perseroan menggunakan seluruh dana bersih dari rights issue tersebut untuk modal kerja perseroan dan anak perusahaan yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis perseroan.

Berita selengkapnya baca di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.