Sukses

Matahari Department Store Fokus Penjualan Melalui Online Jika PPKM Darurat Diperpanjang

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) fokus penjualan melalui layanan online jika PPKM Darurat diperpanjang.

Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyatakan akan fokus mengandalkan penjualan melalui layanan online jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diperpanjang.

Sebelumnya pemerintah menyiapkan skenario PPKM Darurat yang berpotensi diperpanjang dalam 4-6 minggu.

"Kami terus lanjutkan fokus ke penjualan melalui shop dan talk (penjualan melalui whatsapp) dan juga e-commerce kami Matahari.com," ujar Sekretaris Perusahaan PT Matahari Department Store Tbk, Miranti Hadisusilo, saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Selasa (13/7/2021).

Perseroan juga berharap ada insentif dari pemerintah untuk sektor ritel non esensial jika PPKM Darurat diperpanjang. "Tentunya kami berharap ada insentif dari pemerintah untuk bisnis ritel non esensial seperti bisnis kami,” kata dia.

Saat ditanya mengenai potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) jika PPKM Darurat diperpanjang, perseroan belum akan melakukan hal tersebut. "So far kami belum ada rencana,” ujar dia.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 13 Juli 2021, saham LPPF melemah 6,64 persen ke posisi Rp 2.390 per saham. Saham LPPF sempat dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.580.

Saham LPPF berada di level tertinggi Rp 2.620 dan terendah Rp 2.390 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 5.550 kali dengan volume perdagangan 210.990. Nilai transaksi saham Rp 52,2 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Kuartal I 2021

Hingga kuartal I 2021, PT Matahari Departmen Store Tbk alami rugi Rp 95,35 miliar. Angka ini naik dari periode sama tahun sebelumnya Rp 93,95 miliar.

Pendapatan turun 24,9 persen pada kuartal I 2021 menjadi Rp 1,16 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,54 triliun. Rincian pendapatan itu antara lain penjualan eceran turun dari Rp 976,77 miliar pada kuartal I 2019 menjadi Rp 741,40 miliar pada kuartal I 2021.

Penjualan konsinyasi susut menjadi Rp 416,01 miliar dari periode kuartal I 2020 sebesar Rp 535,35 miliar. Pendapatan jasa turun dari Rp 37,04 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 4,83 miliar pada kuartal I 2021.

Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 5,89 triliun pada 31 Maret 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 5,73 triliun. Ekuitas tercatat Rp 427,52 miliar pada 31 Maret 2021. Total aset turun menjadi Rp 6,31 triliun pada 31 Maret 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 6,31 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 294,55 miliar pada 31 Maret 2021.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.