Sukses

Top 3: Kasus COVID-19 Melonjak hingga the Fed Bayangi Laju IHSG

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Senin, 28 Juni 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini menghadapi dua hambatan dari domestik dan luar negeri. Meski demikian, pasar saham Indonesia masih menarik seiring sejumlah sentimen, salah satunya rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) perusahaan teknologi.

Dalam laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (27/6/2021), IHSG  hadapi dua hambatan yaitu bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga lebih awal pada 2023. Kedua, jumlah kasus harian COVID-19 yang catat rekor.

"Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat setelah pemerintah umumkan memilih menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro (PPKM Mikro). Ini sejalan dengan yang sebelumnya ketika tidak ada lockdown," tulis Ashmore Asset Management Indonesia.

Artikel kasus COVID-19 melonjak hingga the Fed bayangi laju IHSG menyita perhatian pembaca di saham pada Minggu, 27 Juni 2021. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut sejumlah artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Senin (28/6/2021):

1.Kasus COVID-19 Melonjak hingga the Fed Bayangi Laju IHSG

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini menghadapi dua hambatan dari domestik dan luar negeri. Meski demikian, pasar saham Indonesia masih menarik seiring sejumlah sentimen, salah satunya rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) perusahaan teknologi.

Dalam laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu, 27 Juni 2021, IHSG  hadapi dua hambatan yaitu bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga lebih awal pada 2023. Kedua, jumlah kasus harian COVID-19 yang catat rekor.

"Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat setelah pemerintah umumkan memilih menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro (PPKM Mikro). Ini sejalan dengan yang sebelumnya ketika tidak ada lockdown," tulis Ashmore Asset Management Indonesia.

Berita selengkapnya baca di sini

2.Utang Jadi Sorotan, Begini Penjelasan Adi Sarana Armada

PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menyatakan utang merupakan salah satu alternatif pendanaan perseroan untuk mengembangkan usaha.  Meski nilai utang besar, perseroan tidak khawatir lantaran memiliki aset yang dapat dipakai untuk membayar pinjaman.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mencatat total liabilitas naik 6,28 persen dari Rp 3,51 triliun pada 2019 menjadi Rp 3,73 triliun pada 2020. Rincian liabilitas itu antara lain total liabilitas jangka pendek sebesar Rp 1,43 triliun dan jangka panjang Rp 2,29 triliun pada 2020.

Sementara itu, berdasarkan data RTI, total debt to equity ratio (DER) mencapai 2,91 kali. Sedangkan total ekuitas perseroan Rp 1,43 triliun.

Berita selengkapnya baca di sini

3.Mengukur Dampak Kenaikan Harga Minyak terhadap Saham Emiten Non Migas

Harga minyak naik tipis pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta). Di saat bersamaan, investor menunggu pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitra negara lainnya (OPEC+) mendatang.

Dilansir dari CNBC, Sabtu, 26 Juni 2021, harga minyak Brent naik 18 sen, atau 0,2 persen, pada USD 75,74 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS naik 29 sen, atau 0,4 persen, menjadi USD 73,59 per barel.

"Harga minyak telah mendapat dukungan dalam beberapa pekan terakhir, diuntungkan dari penurunan berkelanjutan dalam persediaan minyak global karena permintaan minyak terus meningkat lebih tinggi, meskipun tidak merata," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Berita selengkapnya baca di sini

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.