Sukses

IPO, Raksasa Ride Hailing China Didi Chuxing Bidik Dana Segar Rp 57,74 Triliun

Didi Chuxing Inc, yang merupakan salah satu investasi terbesar dalam portofolio SoftBank Group Corp, akan melepas 288 juta saham seharga USD 13- USD 14.

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa ride-hailing China, Didi Chuxing Inc. sedang mencari pendanaan sebanyak USD 4 miliar atau sekitar Rp 57,74 triliun (kurs Rp 14.435 per USD) lewat salah satu penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di AS.

Didi Chuxing Inc, yang merupakan salah satu investasi terbesar dalam portofolio SoftBank Group Corp., akan melepas 288 juta saham seharga USD 13-USD 14.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (25/6/2021), Didi Chuxingakan memiliki valuasi pasar sekitar USD 67 miliar berdasarkan saham beredar yang terdaftar dalam pengajuan. Dengan memperhitungkan unit saham terbatas, nilai terdilusinya akan mencapai sekitar USD 73 miliar.

Afiliasi Morgan Stanley serta Temasek Holdings Pte Singapura telah setuju untuk membeli USD 1,25 miliar saham dalam penawaran tersebut, 

Valuasi perusahaan berada bawah kisaran yang telah disebut akan mencapai USD 100 miliar, menunjukkan investor menolak keras pada label harga.

Hal yang sama terjadi dengan raksasa ride-hailing AS Uber Technologies Inc., dengan valuasi USD 75,5 miliar pada IPO 2019, jauh di bawah USD 120 miliar yang disebut-sebut setahun sebelumnya. Saat ini, Uber memiliki valuasi sebesar USD 95 miliar.

Didi mempercepat rencana pencatatan ini setelah bisnisnya pulih dari pandemi yang mulai surut di China. Perusahaan melaporkan pendapatan USD 21,6 miliar tahun lalu. Sepanjang kuartal pertama 2021, Didi Chuxing membukukan pendapatan USD 6,4 miliar.

Secara khusus, perusahaan melaporkan laba bersih sebesar USD 837 juta sebelum pembayaran tertentu kepada pemegang saham, dan laba bersih komprehensif sebesar USD 95 juta untuk kuartal tersebut.

Vision Fund SoftBank, Uber dan Tencent Holdings Ltd. adalah salah satu pemegang saham terbesar Didi dengan saham gabungan sekitar 41 persen. Sementara salah satu pendiri Didi Will Wei Cheng memegang 7 persen saham.

Penawaran tersebut dipimpin oleh Goldman Sachs Group Inc., Morgan Stanley dan JPMorgan Chase & Co. Secara keseluruhan, Didi menunjuk 19 penasihat untuk mengelola penjualan saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Raksasa Ride Sharing China Didi Chuxing Bakal Gelar IPO

Sebelumnya, raksasa ride-hailing China Didi Chuxing pada Kamis, 10 Juni 2021 mengajukan untuk go public atau IPO. Ini disebut akan menjadi salah satu IPO teknologi terbesar pada 2021.

Dilansir dari CNBC, Jumat, 11 Juni 2021, Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan JP Morgan akan menjadi penjamin emisi dalam proses IPO tersebut. 

Perusahaan melaporkan pendapatan USD 21,6 miliar tahun lalu. Sepanjang kuartal pertama 2021, Didi Chuxing membukukan pendapatan USD 6,4 miliar. Secara khusus, perusahaan melaporkan laba bersih sebesar USD 837 juta sebelum pembayaran tertentu kepada pemegang saham, dan laba bersih komprehensif sebesar USD 95 juta untuk kuartal tersebut.

Uber memiliki 12,8 persen saham di perusahaan setelah menjual bisnis transportasi online ke Didi pada 2016, sementara Vision Fund SoftBank memegang 21,5 persen.

Antara 2019 dan 2020, pendapatan Didi menyusut hampir 10 persen karena pandemi Covid-19. Namun, sebelum pandemi, pendapatan tumbuh 11 persen antara 2018 dan 2019.

Selain itu, pendapatan telah bangkit kembali di kuartal pertama karena pemulihan pandemi berjalan lancar, dengan pertumbuhan 107 persen di kuartal I 2021 dari kuartal tahun sebelumnya.

Beberapa laba perusahaan pada kuartal I-2021 dapat dikreditkan ke keuntungan investasi sebesar USD 1,9 miliar terkait dengan spin-off dan divestasi.

Didi baru-baru ini memiliki valuasi USD 62 miliar setelah putaran penggalangan dana Agustus, menurut data PitchBook, dan didukung oleh raksasa investasi seperti SoftBank, Alibaba, dan Tencent. 

Bloomberg melaporkan perusahaan dapat memiliki valuasi USD 100 miliar pada saat IPO-nya. Tidak seperti Uber, Didi masih banyak berinvestasi dalam mewujudkan robotaxis self-driving, dan baru-baru ini mendapat persetujuan untuk menguji kendaraan self-driving di Beijing.

Sementara Uber menjual bisnis teknologi self-driving yang baru lahir ke Aurora Innovation yang baru dimulai Desember lalu.

Didirikan pada 2012, Didi Chuxing mengatakan memiliki 493 juta pengendara aktif tahunan, dan 15 juta pengendara aktif setiap tahun. Didi telah empat kali masuk dalam daftar CNBC Disruptor 50.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.