Sukses

Bursa Saham Asia Melambung Setelah Wall Street Capai Rekor

Bursa saham Asia naik pada perdagangan Jumat, 25 Juni 2021 setelah wall street sentuh rekor tertinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat pagi (25/6/2021) setelah wall street dengan indeks S&P 500 naik ke posisi tertinggi.

Di Jepang, indeks saham Nikkei menguat 0,48 persen pada perdagangan Jumat pagi, indeks Topix menanjak 0,5 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,79 persen.

Indeks Shanghai sedikit berubah, sementara itu indeks Shenzhen menguat. Di sisi lain, indeks Hang Seng menguat 0,48 persen. Indeks Australia mendaki 0,24 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,53 persen. Dilansir dari CNBC, Jumat (25/6/2021).

Di wall street, indeks S&P 500 menguat 0,58 persen ke rekor terbaru 4.266,49. Indeks Dow Jones menanjak 322,58 poin ke posisi 34.196,82. Indeks Nasdaq naik 0,69 persen ke posisi 14.369,71.

Penguatan wall street terjadi setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan Gedung Putih capai kesepakatan infrastruktur setelah melakukan pertemuan dengan senator dari grup bipartisan.

Indeks dolar AS berada di posisi 91,79 setelah sentuh posisi 92,1. Harga minyak menguat di jam perdagangan Asia. Harga minyak Brent menguat 0,4 persen menjadi USD 75,86 per barel. Harga minyak berjangka AS menanjak 0,38 persen menjadi USD 73,58.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street Menguat

Sebelumnya, Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak ke posisi tertinggi dengan indeks S&P 500 sentuh rekor pada perdagangan Kamis, 24 Juni 2021.

Wall street melambung setelah Presiden AS Joe Biden menyatakan memperoleh kesepakatan terkait infrastruktur dengan senator grup bipartisan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menyentuh rekor tertinggi dengan naik 0,6 persen menjadi 4.266,49. Indeks Dow Jones melompat 322,58 poin atau 1 persen menjadi 34.196,82. Indeks Nasdaq menguat 0,7 persen menjadi 14.369,71.

Kesepakatan infrastruktur diharapkan mencakup lebih dari USD 500 miliar dalam pengeluaran baru yang ditetapkan oleh Kongres, jauh lebih sedikit dari pada yang diusulkan pertama kali oleh Partai Demokrat. Partai Republik telah menentang usulan presiden untuk menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 28 persen dari 21 persen.

Sejumlah saham naik ke level tertinggi baru. Sektor jasa keuangan, energi dan komunikasi merupakan sektor dengan kinerja terbaik pada Kamis. Saham Tesla naik 3,5 persen, dan Caterpillar melonjak 2,6 persen.

Indeks Dow Jones alami pekan terburuk sejak Oktober dengan susut 3,5 persen pada pekan lalu setelah the Federal Reserve meningkatkan harapan kenaikan inflasi dan suku bunga setelah 2023.

Saham yang berkaitan dengan kembalinya pemulihan ekonomi memimpin kerugian karena pertumbuhan yang lebih lambat di tengah kebijakan bank sentral yang hawkish. Indeks S&P 500 turun 1,9 persen pekan lalu.

Pada kesaksian di kongres, Ketua the Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali tekanan inflasi hanya bersifat sementara yang tampaknya menenangkan kegelisahan pasar.

“Dengan pasar mencapai level tertinggi baru minggu ini, investor dapat menerima fakta the Fed pasti akan menaikkan suku bunga,” ujar Direktur E-Trade, Mike Loewengart dilansir dari CNBC, Jumat (25/6/2021).

Di sisi lain data klaim pengangguran mencapai 411.000 pada pekan yang berakhir 19 Juni 2021, lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones sebanyak 380.000.

“Pekerjaan yang terbaca adalah titik bukti lain ekonomi akan hidup kembali, meski pun mungkin dengan cara yang sedikit lebih bergelombang dari pada yang diantisipasi oleh beberapa orang pada tahap ini,” ujar dia.

Saham bank naik menjelang hasil stress test bank tahunan the Federal Reserve yang dijadwalkan untuk dirlis setelah perdagangan Kamis, 24 Juni 2021. Tes tersebut menguji bagaiaman bank beroperasi selama berbagai hipotetis kemerosotan ekonomi.

Bank terpakasa membekukan dividen dan menghentikan pembelian kembali selama pandemi COVID-19. Hasil ini seharusnya memberi mereka lampu hijau untuk akhirnya meningkatkan pembayaran. Saham Goldman Sachs naik 2,1 persen, dan JP Morgan hampir menguat 1 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.