Sukses

Ada Pengetatan PPKM Mikro, Saham Emiten Properti Lesu

Sejumlah saham emiten properti merosot melebihi kinerja laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham Senin, 21 Juni 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saham emiten properti merosot pada perdagangan Senin, 21 Juni 2021. Bahkan penurunan harga saham emiten properti itu lebih besar ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang diperketat mulai 22 Juni-5 Juli 2021 diperkirakan berdampak terhadap emiten properti terutama yang juga mengelola mal.

Pada penutupan perdagangan, Senin, 21 Juni 2021, IHSG turun 0,18 persen ke posisi 5.996,25. Indeks saham LQ45 merosot 0,49 persen ke posisi 858,93. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

 

Adapun saham emiten properti yang tertekan pada perdagangan Senin, 21 Juni 2021 antara lain saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) melemah 3,26 persen ke posisi Rp 890, saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) susut 2,69 persen ke posisi Rp 434 per saham.

Lalu saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tergelincir 2,38 persen ke posisi Rp 820, saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) merosot 2,58 persen ke posisi Rp 151, saham dan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) susut 2,03 persen ke posisi Rp 965.

Tak hanya itu, saham PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) melemah 1,89 persen ke posisi Rp 208, saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)  turun 2,3 persen ke posisi Rp 170, saham PT Intiland Development Tbk (DILD) susut 1,08 persen ke posisi Rp 183.

Selanjutnya saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) merosot 1,16 persen ke posisi Rp 170, saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melemah 4,28 persen ke posisi Rp 179 dan saham PT Sentul City Tbk (BKSL) susut 1,61 persen ke posisi Rp 61.

Namun, ada juga saham emiten properti yang menguat seperti saham PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) naik 0,97 persen ke posisi Rp 520 per saham.

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma menuturkan, setiap ada pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat menjadi sentimen negatif. "Terutama menekan yang berhubungan dengan ritel, mal dan lain-lain tapi sebaliknya memberikan sentimen positif ke farmasi dan rumah sakit,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat ini tidak bisa dihindari seiring kasus COVID-19 sednag naik. "Di sisi lain berarti memperlambat pemulihan ekonomi,” kata dia.

Pemerintah memutuskan memperpanjang PPKM Mikro pada 22 Juni-5 Juli 2021 menyusul peningkatan kasus aktif Covid-19 setelah liburan Lebaran 2021.

Merujuk pada data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), tingkat Kasus Aktif per 20 Juni 2021 adalah 7,17 persen, lebih tinggi daripada global yang sebesar 6,45 persen. Jumlah kasus aktif per 20 Juni 2021 sebanyak 142.719 kasus, mengalami tren peningkatan 51,12 persen dibandingkan per 3 Juni yang 94.438 kasus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG pada 21 Juni 2021

Sebelumnya, sempat menguat terbatas pada sesi kedua perdagangan Senin, (21/6/2021), laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG )berbalik ke zona merah pada penutupan perdagangan. Investor asing melakukan aksi beli Rp 2,12 triliun di seluruh pasar seiring ada transaksi jumbo di pasar negosiasi.

Pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 0,18 persen ke posisi 5.996,25. Indeks saham LQ45 susut 0,49 persen ke posisi 858,93. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Sebanyak 345 saham melemah sehingga menekan IHSG. 177 saham menguat dan 117 saham diam di tempat. Pada awal pekan, IHSG berada di posisi tertinggi 6.021,49 dan terendah 5.884,91. Total frekuensi perdagangan saham 1.217.470 kali dengan volume perdagangan 19,5 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 13,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 2,12 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.460.

Sebagian besar indeks sektor saham melemah. Sektor saham IDXHealth naik 8,9 persen bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham IDXTrans naik 1,15 persen dan sektor saham noncyclical menguat 0,61 persen.

Sektor saham IDXIndustry melemah 1,61 persen, dan bukukan penurunan terbesar. IDXProperty merosot 1,54 persen dan IDXEnergy susut 1,14 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.