Sukses

Gelar Rights Issue, BHIT Konversi Obligasi Jadi Saham

PT MNC Investama Tbk (BHIT) akan meminta persetujuan pemegang saham untuk gelar rights issue.

Liputan6.com, Jakarta - PT MNC Investama Tbk (BHIT) berencana melakukan penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Rencana ini dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS) yang akan dilaksanakan 6 Juli 2021.

"Kita ada rencana untuk rights issue pada RUPS mendatang. Kita akan mengadakan RUPS pada 6 Juli. Salah satu agendanya meminta persetujuan pemegang saham untuk right issue,” ujar Direktur Utama MNC Investama, Darma Putra dalam paparan publik, ditulis Rabu (16/6/2021).

Adapun aksi korporasi itu, kata Darma, dilakukan hanya untuk mengkonversikan hutang obligasi saat ini. Darma menyebutkan utang obligasi MNC Investama mencapai USD 231 juta.

Pada tahun lalu, disetujui pemegang obligasi yang sebagian besar atau sekitar USD 161 juta akan konversi obligasi menjadi saham. Sementara sebagian kecil lainnya akan dikonversi  ke obligasi baru.

"Jadi ini sangat bagus untuk BHIT. Karena dengan konversi  ini capital structure BHIT akan tambah kuat, equity makin besar, utang main dikit, hampir enggak ada. Jadi ke depan BHIT pasti akan lari lebih kencang lagi," pungkas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belanja Modal pada 2021

Sebelumnya, PT MNC Investama Tbk (BHIT) anggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 80 juta, atau Rp 1,14 triliun (kurs Rp 14.254 per USD). Rincannya sekitar USD 60 juta dialokasikan untuk belanja modal lini bisnis media.

"Capex kita pisahkan. Untuk media, kami prediksikan capex yang akan kami anggarkan sekitar USD 60 juta. Itu untuk MNCN mauun MVN,” ujar Direktur Utama BHIT, Darma Putra dalam paparan publik, Selasa, 15 Juni 2021.

Sementara sisanya sekitar USD 20 juta akan dialokasikan untuk lini bisnis jasa keuangan. Hal ini merujuk pada upaya Perseroan untuk meningkatkan kapabilitas bisnis jasa keuangan menuju digitalisasi.

"Untuk financial services kita anggarkan sekitar USD 20 juta untuk tingkatkan kapabilitas dari digital bisnis kita di financial services,” kata Darma.

Sepanjang 2020, Perseroan mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 14,8 triliun. Sedangkan laba bersih konsolidasi Perseroan tercatat sebesar Rp1.526 dengan laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 151 miliar.

Kontribusi pendapatan terbesar dibukukan oleh sektor media sebesar Rp 12,06 triliun atau mewakili 81,54 persen  dari total pendapatan konsolidasi Perseroan.

Selain itu, pendapatan dari sektor jasa keuangan tercatat sebesar Rp 2,6 triliun atau mewakili 17,57 persen dari total pendapatan konsolidasi. Sedangkan kontribusi pendapatan sebesar 0,89 persen berasal dari investasi lainnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.