Sukses

Neraca Dagang Surplus pada Mei 2021, IHSG Betah di Zona Merah

Pada penutupan sesi pertama, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,11 persen ke posisi 6.073.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah terbatas pada sesi pertama perdagangan Selasa, (15/6/2021). Sementara itu, neraca dagang Indonesia surplus pada Mei 2021.

Pada penutupan sesi pertama, IHSG melemah 0,11 persen ke posisi 6.073. Indeks saham LQ45 merosot 0,33 persen ke posisi 892,92. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada sesi pertama, IHSG berada di posisi tertinggi 6.091 dan terendah 60.51. Sebanyak 312 melemah sehingga menekan IHSG. 167 saham menguat dan 153 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 654.168 kali dengan volume perdagangan 10,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,7 triliun.  Investor asing beli saham Rp 98,11 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.231.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham IDXBasic naik 1,57 persen dan bukukan penguatan terbesar. Diikuti sektor saham IDXTechno mendaki 1,33 persen dan sektor saham IDXHealth menanjak 0,44 persen.

Sementara itu, sektor saham IDXProperty melemah 1,26 persen dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham IDXEnergy tergelincir 0,91 persen dan sektor saham IDXCylical merosot 0,74 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Top Gainers dan Losers

Saham-saham yang catat penguatan terbesar antara lain:

-Saham HDFA naik 25 persen

-Saham TRUE naik 24,59 persen

-Saham KBLV naik 24,48 persen

-Saham KJEN naik 24,44 persen

-Saham MTWI naik 23,85 persen

Saham-saham yang alami koreksi tajam atau to losers antara lain:

-Saham MGLV tergelincir 9,47 persen

-Saham BNBA tergelincir 6,99 persen

-Saham AGRS tergelincir 6,99 persen

-Saham POLL tergelincir 6,93 persen

-Saham BBHI tergelincir 6,92 persen

3 dari 5 halaman

Aksi Investor Asing

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BMRI senilai Rp 53,6 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 44,4 miliar

-Saham GGRM senilai Rp 21,8 miliar

-Saham ITMG senilai Rp 21,7 miliar

-Saham ERAA senilai Rp 11,8 miliar

Saham-saham yang dilepas investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 42,3 miliar

-Saham TBIG senilai Rp 23,6 miliar

-Saham JPFA senilai Rp 16,1 miliar

-Saham INCO senilai Rp 15,7 miliar

-Saham BBTN senilai Rp 13,6 miliar

4 dari 5 halaman

Bursa Saham Asia

Bursa saham Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 0,80 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,20 persen dan indeks saham Shanghai turun 0,65 persen.

Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,10 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,99 persen, indeks saham Singapura menguat 0,60 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,84 persen.

5 dari 5 halaman

Neraca Dagang Mei 2021

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia surplus USD 2,36 miliar pada Mei 2021.

"Neraca perdagangan Indonesia Mei 2021 ini kembali surplus USD 2,36 miliar dan ini lebih tinggi dari bulan April lalu. Jika kita lihat tren, Mei ini yang tertinggi selama 2021," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam sesi telekonferensi, Selasa, 15 Juni 2021.

Menurut catatan BPS, neraca perdagangan yang surplus tersebut ditopang oleh angka ekspor yang tercatat mengalami penurunan secara bulanan menjadi USD 16,6 miliar pada Mei 2021 dari USD 18,49 miliar pada April 2021.

Sementara secara tahunan, ekspor mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 58,76 persen.

"Hal ini ditopang oleh kenaikan ekspor migas sebesar 66,99 persen dan non migas sebesar 58,3 persen," ujarnya.

Sementara dari sisi impor, Indonesia melakukan impor sebesar USD 14,23 miliar per Mei 2021, turun 12,16 persen dibandingkan bulan April 2021.

"Hal itu terjadi karena adanya penurunan impor non migas 14,16 persen, kendati impor migas masih naik 1,9 persen," jelasnya.

Sementara secara tahunan, impor tumbuh siignifikan sebesar 66,68 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan impor migas hingga 213,6 persen dan impor non migas 56,4 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.