Sukses

Bursa Saham Asia Naik Mengekor Wall Street

Bursa saham Asia cenderung menguat pada perdagangan Selasa, 15 Juni 2021. Hal ini mengikuti sebagian indeks utama di wall street menguat.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa pagi (15/6/2021). Hal ini mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang naik sehingga dorong indeks S&P 500 dan Nasdaq cetak rekor tertinggi.

Di Jepang, indeks saham Nikkei 225 naik 0,43 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Topix menanjak 0,31 persen. Sementara itu, indeks Korea Selatan Kospi cenderung mendatar.

Indeks saham Australia menguat 0,29 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bergerak positif. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa pekan ini.

Bank sentral Australia akan merilis hasil pertemuan pada Selasa pekan ini. Di wall street, indeks saham Nasdaq bertambah 0,74 persen ke posisi 14.174,14.

Indeks saham S&P 500 mendaki 0,18 persen ke posisi 4.255,15. Indeks saham Dow Jones melemah 85,85 poin ke posisi 34.394,75.

Di sisi lain, indeks dolar AS berada di posisi 90,47 atau menguat dari pekan lalu di posisi 90,3. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 110,06 per dolar AS.

Harga minyak di jam perdagangan Asia cenderung menguat. Harga minyak berjangka Brent menanjak 0,41 persen menjadi USD 73,16 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS) menguat 0,4 persen ke posisi USD 71,16 per barel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Wall Street pada 14 Juni 2021

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Senin, 14 Juni 2021. Indeks Nasdaq dan S&P 500 cetak rekor baru. Investor merotasi portofolio saham menjadi saham berorientasi pada pertumbuhan jelang pertemuan the Federal Reserve atau the Fed.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq naik 0,7 persen ke posisi tertinggi 14.174,14. Indeks S&P 500 menguat 0,2 persen ke posisi 4.255,15 yang didorong sektor teknologi. Indeks Dow Jones tergelincir 85,85 poin atau 0,3 persen ke posisi 34.393,75.

Investor memberikan kesempatan untuk saham teknologi dan berorientasi pada pertumbuhan seiring imbal hasil obligasi AS turun. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melemah di bawah 1,43 persen, ke posisi terendah dalam tiga bulan pada Jumat pekan lalu.

Cathie Wood’s Ark Innovation, salah satu ETF naik 6 persen pada pekan lalu. ETF ini naik 1,9 persen pada awal pekan seiring imbal hasil surat berharga AS naik 1,5 persen.

Di sisi lain, saham Apple dan Netflix menguat lebih dari dua persen. Demikian juga saham Amazon, Microsoft dan Facebook alami kenaikan.

Didorong sentimen uang kripto, CEO Tesla Elon Musk mengatakan, perseroan akan kembali memakai transaksi bitcoin. Hal ini setelah energi ramah lingkungan bisa digunakan penambang.

Harga bitcoin kembali pulih di atas USD 40.000 pada Senin pekan ini. Saham Tesla, pemegang terbesar bitcoin naik hampir 1,3 persen.

"Kinerja pasar saham seperti pola historis, terutama tendensi pada Juni perdagangan cenderung sepi. Pasar saham berpotensi berlanjut dipengaruhi the Fed dan inflasi,” ujar Direktur Pelaksana E-Trade Financial, Chris Larkin, dilansir dari CNBC, Selasa, 15 Juni 2021.

Pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) akan pengaruhi sikap investor pada pekan ini. Meski pun bank sentral AS diharapkan tidak mengambil aksi, tetapi perkiraan suku bunga, inflasi dan ekonomi dapat mempengaruhi pasar. The Federal Reserve atau the Fed kemungkinan dapat menaikkan prediksi suku bunga setelah kuartal lalu menyatakan akan pertahankan suku bunga dekati nol hingga 2023.

Pimpinan the Fed Jerome Powell akan berbicara kepada media setelah bank sentral keluarkan pernyataan pada Rabu pekan ini. Pelaku pasar akan mengurai komentar Powell untuk mendapatkan petunjuk kapan mulai mengakhiri pembelian aset secara agresif terutama setelah inflasi yang lebih panas.

Miliarder Paul Tudor Jones mengatakan, pertemuan the Fed pekan ini dapat menjadi momen penting bagi karier Powell. Ia mempengaringatkan pimpinan the Fed dapat memicu aksi jual aset, jika dia tidak memberikan signal baik mengenai taper tantrum.

"Jika mereka benar, jika mereka berkata, kami mendapatkan data yang yang masuk. Kami telah selesaikan misi dan sedang dalam perjalanan yang sangat cepat untuk menyelesaikan misi kami dalam pekerjaan, maka dapat menjadi taper tantrum. Anda akan mendapatkan aksi jual di fixed income dan koreksi di saham,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.