Sukses

Belum Usai, Harga Bitcoin Kembali Merosot

Selain bitcoin, mata uang digital lainnya, termasuk ethereum dan dogecoin, juga turun sekitar 8 persen atau lebih pada Selasa waktu setempat.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin kembali turun. Selama 24 jam terakhir harga cryptocurrency atau uang kripto kembali jatuh sekitar 8 persen atau USD 33.200 pada pukul 4:45 pagi ET, Selasa 8 Juni 2021.

Seperti dilansir CNN, Rabu (9/6/2021), mata uang digital lainnya, termasuk ethereum dan dogecoin, juga turun sekitar 8 persen atau lebih.

Penurunan ini membuat nilai bitcoin telah merosot lebih dari 40 persen selama sebulan terakhir. Hal ini tak terlepas dari semburan berita buruk, termasuk langkah CEO Tesla, Elon Musk, untuk berhenti menerima uang kripto sebagai alat pembayaran.

Tak hanya itu, ada juga peningkatan pengawasan pemerintah terhadap mata uang kripto di China dan beberapa negara lain. Melihat ini, investor mata uang digital mulai cemas.

Musk juga men-tweet meme yang tampaknya menyesali berakhirnya hubungannya dengan uang kripto, ini juga menyebabkan nilai bitcoin turun pada Jumat lalu.

Selama akhir pekan, beberapa akun media sosial yang terkait dengan uang kripto diblokir di China. Hal ini menjadi tindakan keras terhadap kripto.

Pemerintah setempat juga melarang bank dan perusahaan pembayaran menyediakan layanan terkait kripto dan memperketat peraturannya.

Securities Daily, sebuah organisasi berita milik negara memuji fokus berkelanjutan Beijing pada kripto. Dalam pemaparannya, kantor berita tersebut menulis dalam sebuah editorial China telah memasuki era 'pengawasan yang kuat' atas industri yang diperlukan untuk menjaga keamanan finansial.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mantan Presiden AS Donald Trump Beri Kritik

Mantan Presiden AS Donald Trump juga memberikan kritik tajam kepada bitcoin baru-baru ini. Dalam wawancara Ia menegaskan bila mata uang kripto tampak seperti penipuan karena menghilangkan keunggulan dolar AS.

Administrasi Biden juga memusatkan perhatian pada kurangnya regulasi di pasar kripto, sehingga baru-baru ini pemerintah AS meluncurkan rencana baru mengenakan pajak lebih besar pada bitcoin.  

Para ahli telah menunjukkan bahwa pelaku ransomware menggunakan mata uang kripto untuk mencuci transaksi yang dilakukan. Otoritas AS menyebut penyalahgunaan mata uang kripto dalam situasi seperti itu sebagai pemberdaya besar-besaran.

Masalah ini kembali menjadi sorotan pada Senin ketika Departemen Kehakiman AS mengumumkan bahwa pihak berwenang memulihkan USD 2,3 juta dalam bentuk bitcoin yang dibayarkan kepada peretas ransomware yang menyerang Colonial Pipeline bulan lalu.

Aksi jual dapat memburuk jika harga bitcoin turun di bawah USD 30.000, menurut Jeffrey Halley, analis pasar senior untuk Asia Pasifik di Oanda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.