Sukses

Kompetitor Robinhood Ajukan Lisensi Perdagangan Kripto

Di tengah sejumlah negara perketat pemakaian uang kripto, ada aplikasi perdagangan yang menawarkan uang kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Dua aplikasi perdagangan saham China, yakni Futu dan Tiger Brokers yang termasuk rival Robinhood diketahui mengajukan permohonan lisensi di Singapura dan Amerika Serikat (AS) yang memungkinkan pelanggan lokal untuk memperdagangkan mata uang digital.

Langkah ini dilakukan karena mata uang kripto seperti bitcoin telah kembali menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir. Sementara regulator China telah meningkatkan upaya untuk membatasi spekulasi di pasar. 

Dilansir dari CNBC, Selasa (1/6/2021), pihak berwenang setempat mengeluarkan peringatan baru terhadap perdagangan mata uang digital dan tindakan keras terhadap penambangan bitcoin. Hal itu lantaran proses komputasi yang membutuhkan banyak energi yang memungkinkan peserta untuk mendapatkan bitcoin.

Akan tetapi, di dunia perdagangan keuangan, permintaan untuk mata uang kripto tinggi karena harga bitcoin melonjak ke level rekor di atas USD 60.000, sebelum turun tajam menjadi sekitar USD 35.000.

Robinhood, yang meluncurkan perdagangan bitcoin dan ethereum di AS pada awal 2018, telah mencatatkan penambahan tiga juta pelanggan per bulan pada 2021 untuk bisnis uang kripto-nya. Siring dengan populernya mata uang digital, pada April lalu situs perdagangan uang kripto yang berbasis di AS Coinbase memulai debutnya di Nasdaq.

"Kami mendengar banyak minat dari pengguna kami di seluruh dunia dalam hal kripto. Kami telah mendengarkannya," kata kepala keuangan Futu, Arthur Chen.

Dia menambahkan, perusahaan berharap untuk menawarkan produk terkait mata uang kripto segera setelah akhir tahun ini.

Di pasar perdagangan ritel internasional, kedua perusahaan menghadapi persaingan tidak hanya dari Robinhood tetapi juga pemain tradisional seperti Interactive Brokers.

Baik Futu dan Tiger berusaha menarik pelanggan dengan jejaring sosial dalam aplikasi dengan pengguna dapat bertukar ide perdagangan dan menonton kursus pendidikan investor.

Pada akhir Maret, Futu mengatakan memiliki 789.652 pelanggan dengan aset di akun perdagangan mereka lebih dari tiga kali lipat dibanding tahun lalu.

Sementara Tiger mengatakan memiliki total nasabah dengan simpanan lebih dari dua kali lipat pada kuartal-I 2021, dibanding kuartal I-2020 menjadi 376.000 nasabah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penipuan Kripto Melonjak 1.000 Persen dalam Setahun

Sebelumnya, Senator Amerika Serikat (AS), Rick Scott mendesak Menteri Keuangan AS Janet Yellen untuk mengambil tindakan terhadap penipuan cryptocurrency atau uang kripto, yang kabarnya meningkat hingga 1.000 persen dalam setahun terakhir.

Seperti dilansir Bitcoin.com, Senin, 31 Mei 2021, hal ini tentu saja merugikan konsumen hingga USD 80 juta atau sekitar Rp 1,14 triliun (asumsi kurs Rp 14.294 per dolar AS).

"Ini adalah industri yang tidak diatur, dan jumlah aktivitas kriminal yang mengkhawatirkan seputar uang kripto, sehingga menuntut tindakan," kata Scott.

Resmi menulis surat kepada Jenet Yellen pada Kamis lalu, Senator Rick Scott menegaskan bila pihaknya memiliki kekhawatiran tentang meningkatnya jumlah penipuan yang melibatkan uang kripto.

"Saya menulis hari ini dengan keprihatinan tentang risiko yang diambil oleh investor biasa dan potensi penipuan yang signifikan terkait dengan cryptocurrency," ujarnya.

Tak hanya itu, Ia juga menyebut, nilai uang kripto telah mengalami penurunan drastis selama beberapa minggu terakhir, namun, laporan penipuan justru meroket.

Data penipuan diungkapkan Senator Scott dari penelitian yang dilakukan Federal Trade Commission (FTC). Dalam laporannya, FTC menyatakan, penipuan cryptocurrency telah meningkat 1.000 persen dalam setahun terakhir. Sehingga, kerugian konsumen kripto lebih dari USD 80 juta, dengan jumlah rata-rata penipuan sebesar USD 1.900.

Mata uang kripto merupakan salah satu industri yang tidak diatur. Tak hanya itu, jumlah aktivitas kriminal dalam industri ini juga sangat mengkhawatirkan.

Dalam suratnya, Scott juga bertanya, bagaimana rencana administrasi untuk melindungi konsumen dan investor yang sah dari penipuan uang kripto yang meluas. Ia juga bertanya, bagaimana Departemen Keuangan akan mengidentifikasi, menghentikan dan mencegah penipuan dalam penjualan uang kripto di pasar keuangan Amerika Serikat (AS).

Ia juga bertanya tentang rencana pemerintah untuk merencanakan dan mengatasi ketidakpastian hukum atau peraturan yang mungkin menyebabkan lingkungan bergolak karena pengembangan dan penjualan uang kripto.

Selain itu, Ia juga mempertanyakan bagaimana pemerintah melindungi pasar uang kripto dari campur tangan asing, termasuk China dan Rusia.

Yellen telah menyuarakan keprihatinan pada penggunaan uang kripto dalam transaksi ilegal. Dia sebelumnya mengatakan, uang kripto banyak digunakan untuk pembiayaan ilegal dan berjanji untuk bekerja dengan regulator federal sehingga tercipta kerangka kerja regulasi yang efektif.

Pada Februari, Yellen juga menyebut, penyalahgunaan uang kripto sebagai masalah yang berkembang dan menekankan pentingnya regulasi kripto untuk memastikan bitcoin tidak digunakan dalam transaksi ilegal. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.