Sukses

Garuda Indonesia Klaim Satu-satunya Maskapai yang Pertahankan Jaga Jarak

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra mengatakan, pemberlakuan harga normal tanpa promo ini sejalan dengan layanan yang diberikan.

Liputan6.com, Jakarta - Selama berlangsungnya pandemi COVID-19, pemerintah memberlakukan aturan pembatasan sosial dan mobilitas. Baik mobilitas darat laut, hingga udara.

Akibatnya, industri transportasi terpukul cukup hebat.Bahkan, beberapa maskapai, berlomba-lomba memberlakukan promo khusus untuk menarik minat konsumen saat pembatasan mulai dilonggarkan.

Namun, upaya tersebut belum mampu menjadi pengungkit kinerja industri penerbangan.Di tengah merosotnya penumpang, maskapai pelat merah Garuda Indonesia terpantau tetap mematok harga premium.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra mengatakan, pemberlakuan harga normal tanpa promo ini sejalan dengan layanan yang diberikan.

"Tolong dipahami, dibalik kemahalan harga kita ada isinya. Kita ini satu-satunya yang masih mempertahankan (social) distancing,” kata dia dalam diskusi virtual, Rabu (26/5/2021).

Hal ini sebagai upaya Garuda Indonesia memberikan rasa aman dan nyaman kepada penumpangnya di tengah pandemi COVID-19.Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal I 2021 masih terkontraksi minus 0,74 persen.

Dengan begitu, Indonesia masih tertahan di jurang resesi, salah satunya akibat mobilitas di sektor transportasi yang masih tertahan.Berdasarkan jenis moda transportasi, angkutan udara mengalami kontraksi terbesar hingga minus 52,45 persen pada kuartal I-2021. Angka tersebut mengalami perbaikan tipis dibanding kuartal IV 2020 yang negatif 53,81 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Garuda Indonesia Tawarkan Bertahap Program Pensiun Dini

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (GIAA) kembali menawarkan program pensiun dini bagi karyawannya. Hal ini sebagai salah satu upaya perseroan dalam rangka efisiensi. Sebelumnya, Perseroan diketahui telah menjalankan program tersebut pada pertengahan 2020.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra menuturkan, hingga saat ini Perseroan belum bisa memastikan kapan program tersebut dijalankan dan berapa alokasinya.

"Memang kita sampaikan, eksekusinya menunggu ketersediaan dana yang ada. Jadi akan gradually seperti tahun lalu yang berlangsung sekitar 5-6 bulan,” kata dia dalam diskusi virtual, Selasa (25/5/2021).

Irfan mengakui, keputusan Garuda Indonesia tersebut menimbulkan respons beragam, umumnya terkejut dan kecewa. Namun, ia memastikan karyawan akan tetap mendapatkan haknya.

Pada 2020, Irfan menyebutkan total karyawan Garuda Indonesia mencapai 7.890 orang. Tahun lalu, Perseroan telah melakukan program pensiun dini sekaligus percepatan kontrak bagi sekitar 2.000 karyawan.

"Jadi posisi karyawan kita di 2021 itu sebesar 5.945 orang,” sebut Irfan.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra telah menyampaikan kepada karyawan dalam rapat internal mengenai kondisi Perusahaan saat ini.

Salah satunya, Garuda Indonesia diketahui memiliki utang sekitar Rp 70 triliun atau USD 4,9 miliar. Utang tersebut meningkat lebih dari Rp 1 triliun setiap bulan karena terus menunda pembayaran kepada pemasok.

Adapun laporan keuangan terakhir GIAA yang disampaikan pada bursa yakni pada kuartal III-2020. Saat itu, pendapatan GIAA merosot 67,85 persen menjadi USD 1,14 miliar. GIAA pun membukukan rugi bersih USD 1,07 miliar. Kondisi ini berbalik dari kuartal ketiga tahun sebelumnya yang masih mencatatkan laba bersih USD 122,42 juta.

PT Garuda Indonesia Tbk memastikan seluruh hak pegawai yang berminat mengambil program tersebut akan dipenuhi sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku, serta kebijakan perjanjian kerja yang disepakati antara karyawan dan Perusahaan. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.