Sukses

Gojek-Tokopedia Merger, Bagaimana Peluang GoTo Jika IPO?

Head of Research Samuel Sekuritas, Suria Dharma menyebut, IPO yang akan dilakukan Gojek dan Tokopedia bisa menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar.

Liputan6.com, Jakarta - Resmi merger, Gojek dan Tokopedia hadir dengan nama GoTo. Kabar ini tentu saja menjadi angin segar bagi para investor yang menunggu saham perusahaan rintisan tersebut melantai di lantai bursa. Lalu bagaimana peluang GoTo saat benar-benar IPO atau initial public offering (IPO) atau menawarkan saham perdana?

Melihat hal ini, Head of Research Samuel Sekuritas, Suria Dharma menyebut, IPO yang akan dilakukan Gojek dan Tokopedia bisa menjadi perusahaan dengan market cap atau kapitalisasi pasar nomor tiga di Indonesia.

"Kalau kita lihat Gross Transaction Value (GTV) secara Grup lebih dari USD 22 miliar. Itu kan berarti sekitar Rp330 triliun, ini harganya belum naik loh. Berarti ini bisa jadi nomor 3 di bawah BCA sama BRI. Jadi lebih besar dari Telkom dengan catatan harga belum naik, kalau ada peluang naik berarti IPO nya gede ya," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (17/5/2021).

Suria juga menuturkan, GoTo kabarnya akan melakukan listing di dua negara, yakni Indonesia dan Amerika Serikat."Kalau di Amerika sudah banyak perusahaan fintech go public di situ jadi mereka evaluasinya bisa dibandingkan dengan perusahaan yang sudah lebih dulu, kalau di Indonesia enggak ada pembanding. jadi kita enggak tahu GoTo sudah untung belum," katanya.

Karena market cap yang besar, Suria yakin bila IPO yang akan dilakukan GoTo sangat ditunggu investor saat ini. "Pasti ditunggu karena market capnya gede banget. Sekarang jarang yang market capnya gede," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

10 Emiten dengan Kapitalisasi Terbesar di BEI

Adapun 10 emiten dengan kapitalisasi besar di atas Rp 100 triliun per 17 Mei 2021 berdasarkan data BEI antara lain:

1.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp 793 triliun

2.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 476 triliun

3.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencapai Rp 316 triliun

4.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencapai Rp 274 triliun

5.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencapai Rp 214 triliun

6.PT Astra International Tbk (ASII) mencapai Rp 210 triliun

7. PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencapai Rp 147 triliun

8.PT Chandra Asri Tbk (TPIA) mencapai Rp 147 triliun

9.PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencapai Rp 146 triliun

10.PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mencapai Rp 124 triliun

 

3 dari 3 halaman

Gojek-Tokopedia Resmi Merger

Sebelumnya, Gojek dan Tokopedia akhirnya resmi mengumumkan pembentukan Grup GoTo. Pembentukan Grup GoTo ini disebut sebagai kolaborasi usaha terbesar di Indonesia, sekaligus kolaborasi terbesar antara dua perusahaan internet dan layanan media di Asia hingga sekarang.

GoTo sendiri disebut menyatukan kekuatan Gojek dan Tokopedia. Jadi, GoTo mengombinasikan layanan e-commerce, pengiriman barang dan makanan, transportasi, hingga keuangan.

Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin GoTo sebagai CEO Group, sedangkan Patrick Cao dari Tokopedia akan menjadi Presiden GoTo.

Sementara itu, Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek. Begitu pula dengan William Tanuwijaya yang kini merupakan CEO Tokopedia.

Selain tanggung jawab di tingkat grup, Andre juga akan memimpin bisnis pembayaran dan layanan keuangan yang diberi nama GoTo Financial. Adapun GoTo Financial mencakup layanan GoPay serta layanan keuangan dan solusi bisnis mitra usaha.

"Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dengan dibentuknya Grup GoTo serta menandai fase pertumbuhan selanjutnya bagi Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial," tutur CEO GoTo, Andre Soelistyo, dalam keterangan resmi yang diterima, Senin, 17 Mei 2021, demikian mengutip kanal Tekno Liputan6.com.

Menyambung Andre, Presiden GoTo, Patrik Cao menuturkan, model bisnis Grup GoTo akan semakin beragam, stabil, dan berkelanjutan. Sebab, akan mengommbinasikan transaksi platform Gojek dan Tokopedia.

"Ke depannya, Grup GoTo akan berkontribusi lebih dari 2% kepada total PDB Indonesia dan akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta peluang penghasilan seiring dengan berkembangnya bisnis kami dan bertumbuhnya ekonomi," tutur Patrick.

Grup GoTo memiliki daftar investor blue chip, seperti Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.