Sukses

Lebih Menguntungkan, Pasar Ekuitas Diperkirakan Lebih Diminati Ketimbang Obligasi

Memasuki pertengahan kuartal II-2021, pasar ekuitas dinilai lebih menarik dibandingkan pasar obligasi

Liputan6.com, Jakarta Memasuki pertengahan kuartal II-2021, pasar ekuitas dinilai lebih menarik dibandingkan pasar obligasi bagi para investor. Hal ini merujuk pada imbal hasil pasar ekuitas yang relatif lebih besar dibanding imbal hasil riil.

Untuk ekuitas, Head of Investment Strategy, Bank of Singapore Eli Lee memperkirakan adanya volatilitas pasar dalam jangka pendek. Hal ini utamanya karena kekhawatiran inflasi yang akan memburuk di pertengahan 2021, bersamaan dengan naiknya angka inflasi dibandingkan dengan angka acuan.

“Kami menyarankan agar tetap berinvestasi pada aset berisiko karena prospek yang masih baik, didorong oleh vaksinasi, stimulus fiskal yang kuat dari AS dan dukungan dari mayoritas bank sentral,” kata dia seperti dikutip dalam Monthly Outlook Bank OCBC NISP, Minggu (16/5/2021).

Dalam strategi alokasi aset, Eli Lee mempertahankan posisi overweight pada pasar ekuitas, terutama AS dan Asia ex-Japan. Sementara dari sektornya, ia mempertahankan posisi overweight pada energi, finansial, industri, material, dan real estate.

Secara umum, Eli Lee menilai, kondisi covid-19 di Asia sudah lebih stabil dalam beberapa bulan terakhir. Tegangan geopolitik tetap menjadi pertimbangan investor, terutama ketegangan yang meningkat antara Taiwan dan China.

“Untuk kedepannya, terdapat revisi terhadap proyeksi laba per saham (earnings per share/EPS) di tahun 2021. Valuasi juga terlihat lebih layak dengan adanya koreksi terhadap harga saham,” ungkapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Amazon Tawarkan Surat Utang, Buat Apa?

Amazon.com Inc menjual obligasi atau surat utang untuk pembiayaan kembali utang dan membeli kembali saham atau buyback.

Menurut sumber, Amazon akan mengeluarkan utang sebanyak delapan bagian. Jangka waktunya dapat mencapai 40 tahun dan imbal hasil 115 poin dari treasury atau surat utang AS.

Perusahaan telah memanfaatkan pasar obligasi yang terbuka lebar dan jarak di posisi terendah dalam tiga tahun untuk mendapatkan pinjaman murah, bahkan jika mereka tidak membutuhkannya. Dengan pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19, perusahaan investasi AS semakin tergoda untuk akuisisi, dapat kenaikan dividen dan meminjam lebih banyak lagi.

Amazon mencatat kinerja penjualan lebih kuat dari perkiraan analis. Sementara itu, kas dan setara kas perseroan tercatat USD 34 miliar atau sekitar Rp 482,72 triliun (asumsi kurs Rp 14.197 per dolar AS). Jumlah kas dan setara kas itu naik 24 persen dari tahun sebelumnya.

“Mereka dapat tumbuh menjadi leverage ini. Jika Anda dapat meminjam dengan harga cukup murah, dan kemudian Anda dapat menggunakan operasi leverage, ini akan menghasilkan banyak pendapatan,” ujar Head of North America Investment Grade Invesco Ltd, Matt Brill dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (11/5/2021).

Lalu apa kata Bloomberg Intelligence?

"Ukuran neraca Amazon.com dapat tumbuh secara berarti karena biaya rata-rata tertimbang dari modal utangnya mendekati nol. Dengan uang tunai yang melimpah dan arus kas bebas yang terus meningkat, pinjaman mungkin tidak diperlukan. Namun, kemampuan untuk mendanai pertumbuhan organic dan berpotensi memulai program pembelian kembali saham yang besar dengan biaya yang rendah  menunjukkan tambahan utang dari waktu ke waktu,"

3 dari 3 halaman

Kesempatan Langka

Amazon jarang menerbitkan obligasi. Akan tetapi, perseroan menerbitkan dalam jumlah besar dan merupakan kesempatan langka. Terakhir kali Amazon memasuki pasar obligasi pada Juni 2020, sebelumnya meminjam USD 10 miliar untuk tujuan korporasi secara umum. Amazon tawarkan obligasi USD 16 miliar pada 2017 untuk membantu membiayai akuisisi Whole Foods Market Inc.

Penawaran obligasi yang dilakukan pada Senin, 11 Mei 2021 akan digunakan untuk tujuan korporasi umum, yang juga kemungkinan akuisisi dan modal kerja.

Obligasi bertenor dua tahun akan dilakukan untuk proyek hijau dan sosial yang memenuhi syarat yang mungkin termasuk transportasi bersih, energi terbarukan dan bangunan berkelanjutan.

Amazon telah habiskan banyak dana selama pandemi COVID-19. Perseroan membangun gudang baru dan pusat data komputasi awan di seluruh dunia untuk memenuhi permintaan yang melonjak dari pembeli online dan bisnis yang beralih untuk pekerjaan jarak jauh.

Pembelian properti dan perangkat telah naik menjadi USD 45 miliar dalam 12 bulan terakhir. Jumlah dan aksi buyback shaam senilai USD 45 miliar pada Maret 2021, atau naik dari USD 20 miliar selama periode sebelumnya.

Dewan direksi mengizinkan pembelian kembali saham senilai USD 5 miliar pada 2016.

Adapun dalam aksi korporasi penawaran obligasi Amazon dibantu Citigroup Inc, JPMorgan Chase and Co, Morgan Stanley dan Wells Fargo&Co.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.