Sukses

Wall Street Kompak Menguat, Indeks Dow Jones Naik 433,79 Poin

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Dow Jones menguat 433,79 poin ke posisi 34.021,45.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Kamis, 13 Mei 2021 setelah turun tajam pada sesi perdagangan sebelumnya. Investor kembali beli saham sehingga mendorong wall street menguat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Dow Jones menguat 433,79 poin ke posisi 34.021,45. Sementara itu, indeks saham S&P 500 naik 1,2 persen ke posisi 4.112,50. Indeks saham Nasdaq mendaki 0,7 persen ke posisi 13.124,99. Hal ini seiring investor kembali masuk ke saham teknologi. Saham Apple dan Microsoft naik lebih dari 1,5 persen.

Sementara itu, saham Tesla melemah tiga persen. Saham Tesla turun dalam 11 sesi perdagangan dari 13 sesi perdagangan dan mencatat performa kurang baik sejak Maret 2020 secara mingguan. Saham Tesla melemah 14,97 persen secara mingguan.

"Pasar sudah seharusnya berlari. Investor seharusnya mulai akumulasi saham dan menjadi lebih agresif,” ujar Chief Market Strategist Truist Keith Lerner, dilansir dari CNBC, Jumat (14/5/2021).

Saham maskapai menguat setelah the Centers for Disease Control and Prevention mengatakan seseorang sudah menjalani vaksinasi penuh dapat tidak memakai masker dalam waktu lama dan menjaga jarak. Saham American Airlines, United dan Delta masing-masing naik dua persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inflasi Tekan Wall Street

Sebelumnya wall street terpukul pada perdagangan Rabu, 13 Mei 2021 seiring tekanan terhadap saham teknologi. Hal ini lantaran inflasi menunjukkan harga lebih tinggi dari perkiraan.

Indeks saham Dow Jones melemah 68 poin dan menjadi sesi terburuk sejak Januari. Indeks saham S&P 500 melemah 2,1 persen, dan alami penurunan satu hari terbesar sejak Februari. Indeks saham Nasdaq susut 2,6 persen.

Pelaku pasar khawatir kenaikan suku bunga yang dipicu inflasi yang lebih panas dari perkiraan. Departemen Tenaga Kerja melaporkan harga yang dibayar konsumen untuk barang dan jasa meningkat pada laju tercepat sejak 2008. Indeks harga konsumen melonjak 4,2 persen pada April 2021.

"Kami tidak berpikir inflasi kemarin mengubah prediksi inflasi jangka panjang setelah pembukaan perdagangan, dan itu pada akhirnya penting bagi pasar,” ujar Strategist Inigo Fraser-Jenkins, AB Bernstein.

Investor sebagian besar mengabaikan laporan inflasi pada Kamis, 13 Mei 2021. Data ekonomi dirilis harga produsen pada April 2021 melonjak lebih dari enam persen dari tahun lalu.

Investor dengan cepat melepas saham pertumbuhan di tengah kekhawatiran inflasi karena kenaikan harga cenderung menekan margin dan mengikis keuntungan perusahaan.

Jika tekanan harga menjadi terlalu panas untuk jangka waktu yang berkelanjutan, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve akan dipaksa untuk kurangi kebijakan moneter yang akomodatif.

3 dari 3 halaman

Harga Bitcoin Melemah Gara-Gara Komentar Elon Musk

Sektor saham teknologi dengan kinerja terbaik pada 2020 di tengah tingginya pandemi COVID-19, telah berada di bawah tekanan dalam beberapa pekan terakhir.

Pada pekan ini, indeks saham S&P 500 dan Dow Jones turun lebih dari dua persen. Indeks saham Nasdaq tergelincir 4,5 persen pada pekan ini.

Di sisi lain, harga bitcoin turun setelah Elon Musk mengunggah cuitan kalau Tesla akan menghentikan pembelian mobil menggunakan token digital karena masalah lingkungan. Hal ini mengejutkan bagi pendukung uang kripto. Saham Coinbase juga turun karena komentar Elon Musk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.