Sukses

Saham Apple Cs Tekan Wall Street, Indeks Nasdaq Merosot 2,5 Persen

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Nasdaq merosot 2,5 persen ke posisi 13.401,86.

Liputan6.com, New York - Saham perusahaan teknologi memimpin koreksi pada perdagangan saham Senin, 10 Mei 2021 seiring aksi jual investor terhadap saham perusahaan raksasa teknologi. Aksi jual investor tersebut menekan wall street.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Nasdaq merosot 2,5 persen ke posisi 13.401,86. Saham Microsoft dan Apple turun lebih dari dua persen, sedangkan Tesla lebih dari enam persen.

Indeks saham Dow Jones memangkas keuntungan dan berbalik arah negatif jelang penutupan perdagangan setelah sempat naik lebih dari 300 poin. Indeks saham Dow Jones tergelincir 34,94 poin atau 0,1 persen ke posisi 34.742,82. Indeks saham S&P 500 susut 1 persen menjadi 4.188,43 setelah tergelincir dari posisi tertinggi.

Investor rotasi sejumlah saham seiring kekhawatiran kenaikan inflasi dan suku bunga. Hal itu berdampak terhadap sejumlah saham antara lain Facebook merosot lebih dari empat persen. Sedangkan saham Amazon dan Netflix turun lebih dari tiga persen.

Alphabet tersungkur lebih dari dua persen setelah mendapatkan rekomendasi downgrade dari Citigroup. ETF Cathie Wood’s Ark Innovation susut lima persen ke level terendah sejak November.

"Harga saham teknologi sangat membuat frustasi bagi banyak orang karena pemikiran pada akhir pekan lalu kalau harga akan melanjutkan penguatan. Sebaliknya aksi jual agresif terjadi dan secara teknikal merusak harga,” ujar Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli, dilansir dari CNBC, Selasa (11/5/2021).

Saham perusahaan teknologi reli pada Jumat, 7 Mei 2021 setelah data pekerjaan pada April melemah dari yang diharapkan. Hal ini berkaitan dengan kebijakan the Federal Reserve atau bank sentral AS. Saham perusahaan teknologi mendapatkan keuntungan dari suku bunga rendah selama pandemi COVID-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sektor Saham Barang Utilitas dan Barang Konsumsi Catat Penguatan

Di sisi lain, sektor saham utilitas dan barang konsumsi mencatat penguatan pada awal pekan ini. Investor masuk ke saham pada awal sesi perdagangan untuk memilih saham yang mendapatkan keuntungan dari pemulihan ekonomi antara lain sektor saham energi, keuangan dan industri. Akan tetapi, aksi jual di saham teknologi bebani sentiment dan menyebabkan saham berbalik arah melemah.

Wall street cenderung beragam dengan indeks saham Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 2,7 persen dan 1,2 persen. Meski reli 0,9 persen pada sesi terakhir, indeks saham Nasdaq susut 1,5 persen.

Pasar saham mengkonfirmasi apa yang disebut teori dow” ketika Dow Jones Industrial Average dan Dow Joens Transportasi Average mencapai level tertinggi baru secara bersamaan.

Saham transportasi dinilai sebagai barometer aktivitas ekonomi global. Kenaikan pada saham transportasi menandakan pemulihan yang semakin cepat dari pandemi COVID-19.

Namun, laporan data pekerjaan AS menambahkan 266.000 ribu gaji pada April. Angka ini di bawah dari perkiraan ekonom sebesar 1 juta.

Harga bensin berjangka mengalami perdagangan yang tidak stabil setelah serangan ransomware memaksa penutupan pipa bahan bakar terbesar AS selama akhir pekan.

Colonial Pipeline yang mengoperasikan sistem sepanjang 5.500 mil menyatakan bagian dari sistemnya sedang online pada Senin sore, dan berharap dapat memulihkan layanan pada akhir Minggu.

Harga bensin berjangka naik 0,31 persen ke posisi USD 2,1334. Sebelumnya harga bensin sempat ke posisi USD 2,217, level yang tidak terlihat sejak Mei 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.