Sukses

Ubah Strategi Bisnis, Panasonic Bidik Laba Bersih Tumbuh 27 Persen pada 2021

Panasonic dikabarkan fokus pada segmen kelas atas dengan produk seperti TV OLED.

Liputan6.com, Jakarta - Panasonic (PCRFY) menargetkan laba bersih meningkat 27 persen pada tahun bisnis yang berakhir pada Maret 2022. Hal ini merujuk pada sejumlah upaya perusahaan elektronik berusia 103 tahun itu untuk terus maju, salah satunya dengan reorganisasi bisnis.

Adapun laba bersih tahun ini diproyeksikan pada 210 miliar yen (USD 1,9 miliar). dan laba operasi diharapkan tumbuh 28 persen menjadi 330 miliar yen. Sementara penjualan diproyeksikan naik 4,5 persen mencapai 7 triliun yen.

Dilansir dari Nikkei Asia, Senin (10/5/2021), perkiraan terjadi pertumbuhan yakni ada berita Panasonic berencana untuk keluar dari produksi TV kelas bawah dan menengah. Selanjutnya, Panasonic dikabarkan fokus pada segmen kelas atas dengan produk seperti TV OLED.

Panasonic menempati peringkat tiga dalam produksi TV OLED pada 2020, menurut perusahaan riset pasar Euromonitor. Namun, dalam produksi TV secara keseluruhan, Panasonic tertinggal di belakang kompetitornya dari China dan Korea Selatan seperti Samsung, LG dan TCL.

Fokus Panasonic pada profitabilitas atas pangsa pasar juga mengikuti pengumuman akuisisi Blue Yonder senilai USD 7,1 miliar, pembuat perangkat lunak rantai pasokan AS, pada 23 April 2021. Akuisisi terbesar perusahaan dalam satu dekade ini merupakan bagian dari tujuan perusahaan untuk membidik segmen baru.

Dorongan ke area baru ini dipimpin oleh CEO baru Yuki Kusumi, mantan kepala bisnis otomotif perusahaan. Kusumi mulai menjabat pada 1 April.

Sebelumnya, pada tahun yang berakhir pada Maret, perusahaan yang berbasis di Osaka itu melaporkan laba bersih 165 miliar yen, turun 27 persen. Laba operasional turun 12 persen dari penjualan 6,7 triliun yen, turun 11 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus Kemitraan

Di bawah CEO sebelumnya, Kazuhiro Tsuga, Panasonic fokus pada restrukturisasi setelah melaporkan kerugian lebih dari USD 7 miliar selama dua tahun berturut-turut pada tahun fiskal 2011 dan 2012.

Perusahaan telah menghentikan bisnis yang tidak menguntungkan, termasuk produksi panel surya, semikonduktor, layar TV plasma, dan panel LCD.

Perusahaan patungan Gigafactory yang memproduksi baterai dengan Tesla juga telah menghasilkan keuntungan secara tahunan untuk pertama kalinya sejak produksi dimulai pada 2017.

 Tahun lalu, Panasonic setuju untuk berinvestasi untuk memperluas produksi baterai di pabrik di Nevada, tetapi menghindari persaingan langsung dengan saingan CATL dari China dan LG Chem dari Korea Selatan, dengan fokus pada kemitraan daripada mengambil risiko investasi besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.