Sukses

Tanda Orang Hebat Investasi Saham Versi Lo Kheng Hong

Lo Kheng Hong menjelaskan tanda-tanda orang hebat dalam berinvestasi saham, berikut ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu tokoh sukses di pasar modal, Lo Kheng Hong sering kali  dijuluki sebagai Warren Buffett Indonesia. Tak heran, Ia sering kali membagikan pengalaman investasi selama 31 tahun.

Dalam diskusi secara virtual, Sabtu(24/4/2021), Lo Kheng Hong menjelaskan tanda-tanda orang hebat dalam investasi saham, berikut ulasannya.

Terdapat enam tanda orang hebat saat berinvestasi saham, hal pertama ialah tidak mencari uang dari member premium berbayar. "Kalau dia mencari uang dari member premium berbayar, jangan percaya dia," kata dia.

Kedua, tidak memiliki follower. Selanjutnya, tidak mencari uang dari seminar saham. Keempat tidak mau mengelola uang orang lain. Kelima, membeli saham berdasarkan fundamental dan kinerja perusahaan bukan berdasarkan chart, grafik dan isu.

"Saya enggak pernah investasi bitcoin, saya enggak pernah investasi emas. Saya hanya investasi pada saham. Jadi saya enggak tertarik juga untuk membangun usaha. Usaha saya ada di saham ini," ujarnya.

Keenam, menempatkan lebih dari 90 persen hartanya di saham bukan properti, atau yang lainnya. "Kalau belum ada enam kriteria ini jangan percaya kalau dia mengaku hebat dalam berinvestasi," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Lo Kheng Hong Tak Pilih Bitcoin

Dalam wawancara di akun Instagram @lukas_setiaatmaja, Lo Kheng Hong menegaskan tidak mau membeli bitcoin. Lo Kheng Hong menuturkan, harga bitcoin naik terus menjadi rezeki orang lain, tetapi bukan dirinya.

"Saya tidak mau membeli bitcoin meski pun dia naik terus rezeki. Bukan rezeki saya tapi rezeki orang lain, dikutip Sabtu, 24 April 2021.

Lo Kheng Hong tidak mau membeli bitcoin lantaran tidak memiliki underlying aset. Hal ini berbeda dengan saham karena ada perusahaan. Perusahaan tersebut memiliki aset dan produksi sesuatu.

"Kalau beli saham ada underlying asetnya ada perusahaan. Ada perusahaan bisa produksi, aset bisa terlihat. Bitcoin underlying asetnya apa? Saya tak pernah beli bitcoin karena tidak ada underlying aset, saya tak berani belinya,” ujar dia.

Lo Kheng Hong optimistis dengan investasi saham. Bahkan saham,menurut Lo Kheng Hong menjadi yang terbaik. “Biar bitcoin dibeli orang lain itu rezekinya kalau naik. Rezeki buat orang lain saja. Saya masih yakin saham is the best choice bukan bitcoin, saham is the best choice,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.