Sukses

Transaksi Saham Turun, BEI Sebut Ada Dampak Rencana BP Jamsostek

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo menuturkan, transaksi turun dari BP Jamsostek cukup mempengaruhi aktivitas transaksi investor.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung mendatar. IHSG hanya naik 0,63 persen ke posisi 6.016 hingga penutupan perdagangan saham Jumat, (23/4/2021).

Selain itu, transaksi harian saham cenderung turun pada Maret dan April 2021. Jika pada 14 Januari 2021, transaksi harian saham sempat sentuh Rp 28,2 triliun, memasuki Maret dan April 2021 cenderung di bawah Rp 20  triliun. Bahkan selama periode 19-23 April 2021, transaksi harian saham di bawah Rp 10 triliun. Mengutip data RTI,  transaksi harian saham terendah pada 21 April 2021 yang hanya Rp 7,6 triliun. 

Rencana BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek akan mengurangi portofolio di saham dinilai menjadi salah satu faktor berkurangnya transaksi harian saham.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo menuturkan, transaksi turun dari BP Jamsostek cukup mempengaruhi aktivitas transaksi investor termasuk institusi domestik. Hal ini mengingat investor institusi domestik seperti Taspen dan Dana Pensiun, menurut Laksono mirip dengan BP Jamsostek.

"BPJS Ketenagakerjaan dianggap sebagai leader atau mercusuar bagi instistusi domestik tersebut sehingga pasang surutnya aktivitas BPJS Ketenagakerjaan akan mempengaruhi tindakan institusi tersebut,” ujar dia kepada wartawan, Jumat, (23/4/2021).

Laksono menambahkan, BEI tidak ada pemantauan khusus terhadap hal tersebut. Hal ini mengingat BEI sebagai penyelenggara pasar.

"BEI sebagai market operator tidak berhak mempengaruhi keputusan dan tindakan investasi yang dilakukan oleh investor,” ujar dia.

Selain itu, terkait transaksi harian saham turun pada Maret dan April 2021, Laksono menilai didorong sejumlah faktor. Salah satunya, investor asing masih melakukan aksi jual. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual Rp 3 triliun pada April 2021.

Laksono menilai, aksi investor asing itu mengingat kondisi global karena perkembangan pasar luar negeri terutama di Amerika Serikat.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG pada 23 April 2021

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi kedua perdagangan saham Jumat, 23 April 2021. Akan tetapi, investor asing masih melakukan aksi jual menjelang akhir pekan.

Pada penutupan perdagangan saham, IHSG naik 0,38 persen ke posisi 6.016,86. Indeks saham LQ45 menguat 0,98 persen ke posisi 902,74. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Menjelang akhir pekan, IHSG berada di kisaran 5.973-6.027. Sebanyak 282 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 189 saham menguat dan 168 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 935.893. Total volume perdagangan saham 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 2,99 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.508.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham aneka industri naik 2,95 persen, dan catat penguatan. Diikuti sektor saham keuangan menanjak 0,78 persen dan sektor saham pertanian menanjak 0,66 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.