Sukses

Adhi Commuter Properti Bakal IPO pada Kuartal IV 2021

PT Adhi Commuter Properti (ACP) siapkan belanja modal Rp 2,2 triliun. Dana belanja modal itu akan berasal dari obligasi dan IPO.

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Commuter Properti (ACP) berencana melakukan penawaran umum saham perdana (Initial public offering/IPO) pada 2021.

Direktur Pengembangan Bisnis Adhi Commuter Properti, Rozi Sparta mengatakan, IPO akan digelar akhir tahun ini.

"Selain obligasi, memang kita merencanakan aksi korporasi di tahun 2021 ini adalah IPO dan saat ini setelah proses obligasi ini berjalan kami akan speed up untuk mempersiapkan IPO. Karena kami menargetkan di kuartal-IV 2021 ini dapat melantai di Bursa dan menjadi salah satu emiten di Bursa Efek nanti,” kata dia dalam paparan publik, Kamis (15/4/2021).

Dalam waktu dekat, ACP akan menerbitkan surat utang senilai Rp 500 miliar untuk memenuhi sebagian belanja modal ACP pada 2021. 

Direktur Keuangan Adhi Commuter PropertiMochamad Yusuf menyebutkan belanja modal atau capital expenditur (capex) yang disiapkan sebesar Rp 2,2 triliun.

“Untuk belanja capex kita senilai Rp 2,2 triliun. Terdiri dari, Rp 500 miliar dari penggunaan obligasi. Kemudian sisanya Rp 1,7 itu menggunakan dana dari hasil IPO," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Adhi Commuter Properti Terbitkan Obligasi Rp 500 Miliar

Sebelumnya, PT Adhi Commuter Properti (ACP), anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) akan menerbitkan surat utang senilai Rp 500 miliar. Hal ini merujuk pada kondisi pasar yang diperkirakan kian membaik seiring meredanya pandemi COVID-19.

"Seiring dengan mulai meredanya pandemi covid-19 di awal 2021, kami memperkirakan pasar akan kembali normal. Makanya kali ini  ACP berupaya menambah portofolio dan ekspansi usahanya dengan menerbitkan surat utang sebesar Rp 500 miliar,” ujar Direktur Keuangan ACP Mochamad Yusuf dalam paparan publik, Kamis, 15 April 2021.

Adapun hingga September 2020, ACP mencatatkan pendapatan senilai Rp 699 miliar. Kemudian EBDITA sebesar Rp 92 miliar dan laba bersih Rp 86,4 miliar. 

"Jadi ada dua project kami per September yang diserahterimakan yaitu LRT City MTH dan LRT City Bekasi,” ia menambahkan.

Kemudian hingga akhir tahun 2020, Yusuf mengatakan, pendapatan ACP tumbuh Rp 966 miliar dengan tambahan dua proyek yang diserahterimakan, yaitu LRT Jatibening dan LRT City Sentul.

Dari sisi aset, tercatat sebesar Rp 4,7 triliun dengan total ekuitas Rp 2 triliun. Kemudian pertumbuhan laba kotor ACP dari 2016 tumbuh sampai dengan Rp 175 miliar dengan margin 17,9 persen sepanjang 2020.

"Pertumbuhan yang signifikan juga di EBITDA kami dari 2016 sebesar Rp 12,7 miliar sampai dengan Desember 2020 kemarin mencapai angka di Rp 154 miliar,” pungkas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama ACP Riskan Firman menuturkan, obligasi ini terdiri dari Seri A dengan tenor 1 tahun, dan Seri B dengan tenor 3 tahun

 "Seri A untuk 365 hari atau 1 tahun dan seri B 3 tahun dengan tenor seri A 9,5 sampai 10,5 persen, kemudian yang 3 tahun kita range di 10,5 sampai 11 persen,” jelas dia.

Adapun penggunaan dana hasil penjualan obligasi ini sebagian besar akan dialokasikan untuk penyempurnaan akuisisi lahan yang dimiliki ACP saat ini.

"Ada empat area yang kita sempurnakan. Pertama itu sebagian besar adalah pengembangan di Bogor, kemudian yang kedua ada projek di Bekasi, ketiga di Tangerang dan keempat lokasinya ada di Cibubur Depok,” jelas Direktur Pengembangan Bisnis ACP, Rozi Sparta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.