Sukses

Credit Suisse Ganti Direksi hingga Usul Pemotongan Dividen Imbas Archegos

Credit Suisse menyatakan CEO Investment Bank Brian Chin dan Chief Risk and Compliance Officer Lara Warner akan mundur dari jabatannya.

Liputan6.com, Jakarta - Credit Suisse mengumumkan beberapa pengunduran diri jajaran direksi pada Selasa, 6 April 2021. Selain itu, Credit Suisse juga mengumumkan pemotongan dividen karena beban kerugian imbas Archegos Capital Management.

Credit Suisse menyatakan CEO Investment Bank Brian Chin dan Chief Risk and Compliance Officer Lara Warner akan mundur dari jabatannya. Chin akan digantikan oleh Christian Meissener  pada 1 Mei 2021. Meissener  saat ini menjabat sebagai Credit Suiise co-head of International Wealth Management Investment Banking Advisory.  

Joachin Oechslin ditunjuk sebagai Chief Risk Officer sementara, dan Thomas Grotzer sebagai  interim Global Head of Compliance.

Dewan eksekutif juga telah membebaskan bonus untuk tahun keuangan 2020. Chairman Credit Suisse Ur Rohner menyerahkan penghasilannya 1,5 juta franc Swiss. Credit Suisse juga akan mengusulkan dividen sebesar 0,10 Franc Swiss pada RUPST yang diselenggarakan 30 April 2021.

"Khususnya setelah masalah hedge fund yang berbasis di AS signifikan, dewan direksi mengubah proposalnya tentang distribusi dividend an menarik proposal tentang kompensasi dewan eksekutif,” demikian pernyataan perseroan dikutip dari CNBC, Kamis (8/4/2021).

Credit Suisse juga telah menangguhkan program pembelian kembali sahamnya dan tidak berniat untuk melanjutkan pembelian kembali saham hingga memperoleh kembali target rasio modal dan memulihkan dividennya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alami Kerugian Signifikan

Credit Suisse memperkirakan kerugian sebelum pajak pada kuartal I sekitar 900 juta franc Swiss atau sekitar USD 960,4 juta setelah mengambil alih 4,4 miliar franc Swiss akibat Archegos Capital.

"Kerugian signifikan dalam bisnis layanan utama kami terkait dengan kegagalan hedge fund yang berbasis di AS tidak dapat diterima,” ujar CEO Thomas Gottstein.

Ia menambahkan, kombinasi dengan masalah terkini seputar rantai pasokan dana keuangan telah menyebabkan keprihatinan signifikan di antara semua pemangku kepentingan. “Bersama dengan dewan direksi, kami berkomitmen penuh untuk menangani situasi ini. Pelajaran serius akan dipelajari,” ujar dia.

Chairman and Partner Porta Advisors, Beat Wittmann menuturkan, kasus Credit Suisse tidak mewakiliki krisis sistemik, mungkin ada lebih banyak korban kecuali akar penyebabnya di tangani sektor perbankan.

“Bahayanya selalu kalau kita hanya fokus pada perubahan orang tetapi tetap berpegang pada model bisnis yang sama, insentif yang sama dan mengeksploitasi celah regulasi yang sama,” ujar dia.

“Hal terburuk dari semuanya, terutama di bank investasi Eropa, mereka hanya dapat mempekerjakan bankir investasi AS liga B, dan pemegang saham tentu saja membayar harga untuk itu,” ia menambahkan.

Wittman juga menilai, bank investasi Eropa belum beradaptasi untuk melindungi mereka sendiri dengan cara seperti lembaga di AS setelah krisis keuangan global pada 2009.

“Bank-bank Eropa dengan model perbankan universal mereka jika tidak benar-benar diubah pada akar penyebab masalahnya, kami akan melihat lebih banyak korban pada 2021 di Eropa dan jauh yang lebih besar. Dan kemudian pada tahap tertentu, kita akan melihat satu hal yang akan relevan secara sistemik, dan tentu saja regulator akan bertindak,” kata dia.

Ia menambahkan, dengan lingkungan kebijakan fiskal ekspansi dan kondisi moneter yang longgar, risiko peristiwa sistemik meningkat karena aset berisiko terus mengalami inflasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.