Sukses

Saham BUMN Karya Rontok, Ada Apa?

Sejumlah saham emiten BUMN karya alami penurunan tajam di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuaktif.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuaktif, saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya mencatat penurunan tajam pada perdagangan saham Senin (5/4/2021).

Mengutip data RTI pukul 10.07 WIB, saham PT PP Tbk (PTPP) turun 3,64 persen ke posisi Rp 1.325 per saham. Saham PTPP sempat dibuka naik tipis lima poin ke posisi Rp 1.380 per saham. Saham PTPP berada di level tertinggi Rp 1.385 dan terendah Rp 1.310 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.459 kali dengan nilai Rp 16,8 miliar.

Saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT)  turun 6,64 persen ke posisi Rp 1.060 per saham. Saham WSKT dibuka stagnan di posisi Rp 1.130 per saham. Saham WSKT berada di level tertinggi Rp 1.135 dan terendah Rp 1.055 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 8.434 kali dengan nilai transaksi Rp 80,5 miliar.

Selain itu, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) merosot 3,91 persen ke posisi Rp 1.475 per saham. Saham WIKA sempat dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.540 per saham.

Saham WIKA sempat di level tertinggi Rp 1.545 dan terendah Rp 1.470 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.882 kali dengan nilai transaksi Rp 18,6 miliar.

Demikian juga dengan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Saham ADHI tergelincir 3,12 persen ke posisi Rp 1.085 per saham. Saham ADHI sempat dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.125 per saham. Saham ADHI berada di level tertinggi Rp 1.160 dan terendah Rp 1.085 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.282 kali dengan nilai transaksi Rp 6,4 miliar.

Sementara itu, emiten konstruksi lainnya seperti PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) naik tipis 0,60 persen menjadi Rp 338 per saham. Saham TOTL dibuka naik tipis dua poin ke posisi Rp 338 per saham.

Saham TOTL berada di level tertinggi Rp 344 dan terendah Rp 338 per saham. Total frekuensi perdagangan 70 kali dengan nilai transaksi Rp 106,1 juta.

Lalu saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST) turun tipis 0,65 persen ke posisi Rp 308 per saham. Saham ACST sempat dibuka naik dua poin ke posisi Rp 312 per saham. Saham ACST sempat di level tertinggi Rp 318 dan terendah Rp 308 per saham. Nilai transaksi Rp 1,7 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gerak IHSG

Sementara itu, laju IHSG fluktuaktif bergerak di dua zona. IHSG sempat menghijau kemudian berbalik arah ke zona merah. IHSG melemah 0,45 persen ke posisi 5.984.

Sebanyak 252 saham melemah sehingga menekan IHSG. 173 saham menguat dan 177 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.051 dan terendah 5.982.

Total frekuensi perdagangan saham 444.883 kali dengan volume perdagangan 8,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,6 triliun.

3 dari 3 halaman

Dahlan Iskan Soroti Kinerja Keuangan BUMN Karya

Sebelumnya Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyoroti laporan kinerja keuangan BUMN Karya pada 2020. Dalam laman disway.id, artikel berjudul haus kerongkongan, Dahlan menulis kalau ini bisa dibilang mengejutkan, pun bisa dibilang tidak. Sudah agak lama para pengamat ekonomi memprediksi:BUMN kelompok infrastruktur tinggal tunggu waktu. Sulit atau sulit sekali.

Dari laporan keuangan BUMN Karya itu pun menjadi jelas. Dahlan menyebutkan, Waskita Karya yang mencatatkan rugi hingga Rp 7 triliun. Wijaya Karya catat laba turun dari Rp 2,2 triliun menjadi kurang dari Rp 200 miliar. PTPP turun dari Rp 800 miliar menjadi Rp 128 miliar. Demikian juga BUMN infrastruktur yang lain.

“Pekerjaan infrastruktur memang gegap gempita tahun-tahun terakhir. Tapi bisnis tetaplah bisnis, punya perilakunya sendiri. Dan perilaku itu bersumber dari satu nafas:uang,” tulis dia.

Ia menuturkan, pembangunan infrastruktur itu tetap harus mengandalkan sumber dana dari pihak ketiga, bank dan obligasi. Selain itu, rights issue di pasar modal.

Akan tetapi, bank juga harus tunduk pada peraturan di bidang perbankan. Hal ini mengingat ada batas dalam jumlah pemberian kredit pada satu grup perusahaan yaitu one obligor.

“Dana bank adalah nafas nomor satu mereka. Maka ketika perusahaan sudah tidak bisa lagi pinjam dana bank. Karena sudah mencapai batas atas, bencana tahap satu pun datang,” tulis dia.

Dahlan menuturkan, dana pihak ketiga lainnya bisa dari obligasi, MTM dan sejenisnya. Akan tetapi, tahap dua itu pun atas batasnya sampai obligasi itu jatuh tempo. Saat perusahaan terbukti gagal bayar bunga obligasi pilihannya tinggal pada satu lubang dengan menerbitkan obligasi baru dengan bunga lebih tinggi lagi.

“Perkiraan saya, merosotnya kinerja keuangan merkea sebagian besar akibat kemakan bunga tinggi,” tulis dia.

Dahlan menulis, pendanaan lain bisa dari rights issue pasar modal dengan menambah jumlah saham yang dijual ke publik. Akan tetapi, BUMN punya batasan tidak boleh menjual saham ke publik melebihi 50 persen. “Takut mayoritasnya jatuh ke asing. Rasanya semua BUMN infrastruktur kini sudah mentok di limit itu. Dengan demikian rights issue bukan termasuk pilihan lagi,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.