Sukses

IHSG Koreksi Terbatas pada Awal Sesi, Investor Asing Lepas Saham BBCA hingga SMGR

Padapra pembukaan perdagangan, IHSG turun tipis 0,15 persen atau 9,36 poin ke posisi 6.346.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham Senin (22/3/2021). Hal itu seiring sebagian sektor saham yang tertekan.

Mengutip data RTI, pada pra pembukaan perdagangan, IHSG turun tipis 0,15 persen atau 9,36 poin ke posisi 6.346. Pada pukul 09.01 WIB, IHSG melemah 0,17 persen ke posisi 6.345. Indeks saham LQ45 merosot 0,50 persen ke posisi 952,14. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.354,93 dan terendah 6.327,27. Sebanyak 157 saham melemah sehingga menekan IHSG. 175 saham menguat dan 163 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 91.800 kali dengan volume perdagangan 1,2 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 738 miliar. Investor asing lepas saham Rp 40,68 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.418.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,76 persen, sektor saham perdagangan naik 0,50 persen dan sektor saham pertanian menguat 0,44 persen.

Sektor saham aneka industri turun 0,87 persen dan memimpin pelemahan sektor saham. Diikuti sektor saham industri dasar tergelincir 0,76 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,69 persen.

Mengutip Ashmore Aset Manajemen Indonesia, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup sedikit berubah pada pekan lalu seiring saham properti dan keuangan yang melemah. Hal itu setelah bank sentral AS mengatakan akan akhiri jeda modal untuk bank saat pandemi COVID-19.

Penurunan bursa saham AS tersebut mendorong indeks saham acuan susut 0,8 persen. Selain itu, 8 dari 11 kelompok industri melemah. Meski indeks saham S&P 500 ditutup dua kali rekor pada pekan lalu, kekhawatiran tentang tekanan inflasi yang tidak stabil mendominasi pasar saham.

Di sisi lain, kebijakan bank sentral AS tentang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari yang diharapkan dan suku bunga mendekati nol hingga 2023 telah menimbulkan kecemasan. Imbal hasil obligasi melonjak menjadi 1,72 persen seiring bank sentral AS akan memungkinkan inflasi melampaui batas.

Sedangkan pada pekan lalu, IHSG menguat ke 6.356 karena saham kapitalisasi kecil yang mendaki.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gerak Saham

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain saham AIMS naik 24,58 persen, saham TIFA melonjak 22,76 persen, saham LPLI melambung 20,97 persen, saham PKPK meroket 14,71 persen, dan ZBRA menguat 13,11 persen.

Selain itu, saham-saham yang masuk top losers antara lain saham PLAN turun 9,3 persen, saham BNBA merosot 6,94 persen, saham FORU tergelincir 6,93 persen, saham NZIA susut 6,9 persen,  dan saham BVIC tergelincir 6,86 persen.

Pada awal sesi perdagangan, saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebesar Rp 3,2 miliar, saham TLKM sebesar Rp 1,8 miliar, saham TKIM sebesar Rp 1,8 miliar, saham JPFA sebesar Rp 1,6 miliar, dan saham ACES sebesar Rp 1,1 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham BBCA sebesar Rp 37,6 miliar, saham BMRI sebesar Rp 9,2 miliar, saham ASII sebesar Rp 8,2 miliar, saham BRPT sebesar Rp 2,7 miliar, dan saham SMGR sebesar Rp 2,1 miliar.

 

3 dari 3 halaman

Bursa Saham Asia

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,08 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,06 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,8 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai naik 0,74 persen, indeks saham Singapura menguat 0,35 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,56 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.