Sukses

Kalbe Farma Luncurkan Tes COVID-19 dengan Air Liur, Bagaimana Tingkat Akurasinya?

Kalbe Farma meluncurkan tes COVID-19 dengan sampel air liur saliva yang menggunakan metode RT LAMP.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) meluncurkan tes COVID-19 karya anak bangsa pertama dengan sampel air liur (saliva) pada Jumat (19/3/2021). Alat tes berteknologi mutakhir ini dinilai memiliki akurasi tinggi dengan sensitivitas 94 persen dan spesifitas 98 persen.

Tes diagnostic COVID-19 ini memakai sampel air liur yang menggunakan metode RT LAMP (Reserve Transcription Loop Mediated Isothermal Amplication) yang dapat mendeteksi secara spesifik asam nukleat yang merupakan material genetic dari virus SARS CoV-2.

Presiden Komisaris PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady menuturkan, Kalbe melalui unit usahanya mulai dari unit riset dan pengembangan, produksi hingga layanan berupaya mendukung pemerintah mewujudkan kemandirian dan daya saing industri kesehatan dalam negeri.

Ia menuturkan, tes pemeriksaan LAMP Saliva ini akan sangat bermanfaat bagi percepatan penanggulangan pandemi COVID-19, membantu pemerintah membuka akses lebih luas lagi.

"Karena mampu menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah dengan minim infrastruktur laboratorium pemeriksaan COVID-19," ujar Irawati dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Sementara itu, Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Sie Djohan mengatakan, RT LAMP dengan sampel air liur saliva ini menawarkan banyak keunggulan dan kenyamanan bagi pasien yaitu nyaman dan praktis, akurasi tinggi, cepat dan ekonomis.

RT LAMP adalah tes molekular yang termasuk dalam kategori NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) bersama dengan RT–PCR dan TCM sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/ MENKES/ 446/2021. Sebagai tes molekuler, akurasi metode RT LAMP ini jauh lebih baik dibandingkan rapid tes antigen yang mendeteksi protein virus.

"Dengan segala fitur unggulan ini, kami harapkan RT LAMP Saliva bisa menjangkau masyarakat lebih luas, sehingga program tracing dan testing bisa berjalan lebih optimal,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hasil Karya Anak Bangsa

Sie Djohan menambahkan, tes diagnostik COVID-19 dengan sampel saliva ini merupakan terobosan inovatif hasil karya Anak Bangsa, yang dikembangkan oleh tim riset dan pengembangan Kalbe yaitu SCI (Stemcell and Cancer Institute) melalui serangkaian proses pengujian sesuai dengan ketentuan.

Kit untuk pemeriksaan tersebut telah mendapatkan izin edar resmi dari Kementerian Kesehatan RI dengan nomor AKD 20303120508 yang diproduksi oleh PT Kalgen DNA dan akan dipasarkan dengan merk ELVA DIAGNOSTIC SARS CoV 2 Saliva Nucleic Acid Test Kit oleh PT Enseval Medika Prima.

Sementara itu, IVD Division Research Manager Stem Cell and Cancer Institut, Akterono D. Budiyati mengatakan, kehadiran tes inovatif ini dapat menjadi pilihan yang sangat baik karena memiliki performa akurasi tinggi.

"Dengan sensitivitas 94 persen dan spesifisitas 98 persen. Selain itu, cara pengambilan sampelnya yang hanya dari saliva (air liur), memberikan kenyamanan dan kepraktisan yang tidak dibayangkan jika dibandingkan dengan tes COVID-19 lainnya yang sudah tersedia saat ini," kata dia.

Sampel saliva tidak membutuhkan alat khusus dan tidak menimbulkan risiko muntah dan hidung sensitif. "Hal ini sangat memudahkan bagi anak-anak, orang yang hipersensitif dan merupakan pilihan tepat saat beribadah puasa yang akan segera menjelang,” kata dia.

Layanan pemeriksaan baru RT Lamp Saliva ini bisa didapatkan di laboratorium klinik Kalgen Innolab (laboratorium Kalbe Farma) dengan merek InnoLAMP yang melayani masyarakat umum dan sebagai rujukan dari fasilitas kesehatan yang bekerjasama terutama untuk area Jabodetabek.

Direktur Kalgen Innolab, Henry Sukardi menuturkan, bagi fasilitas kesehatan, metode ini memberikan keuntungan tambahan dalam hal pengelolaan sampel.

Untuk pengambilan sampel hanya dibutuhkan kontainer steril dan tidak diperlukan tenaga kesehatan dengan pelatihan khusus swab. 

Selain itu mengurangi risiko penularan pada saat pengambilan sampel karena pasien cukup meludah ke kontainer yang disediakan dan stabil pada suhu ruang. 

Aplikasi pengerjaan di laboratorium menggunakan metode molekuler dengan peralatan yang lebih simpel, sehingga pemeriksaan bisa dilakukan dengan praktis, dan pada akhirnya harga bisa menjadi ekonomis dengan waktu pengerjaan lebih cepat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.