Sukses

Kontrak Adaro Bakal Selesai, United Tractors Cari Peluang Baru

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara Loebis optimistis dengan strategi awal dan mampu mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Kontrak anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Pamapersada Nusantara dengan anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yakni PT Adaro Indonesia resmi berakhir pada 31 Juli 2021.

Meski demikian, Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara Loebis optimistis dengan strategi awal dan mampu mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.

"Karena berakhirnya kontrak ini sudah masuk dalam proyeksi kami, maka tidak merubah rencana dan strategi tahun ini," kata Sara kepada Liputan6.com, Rabu (17/3/2021).

Tak hanya itu, UNTR juga siap mencari peluang baru sepanjang 2021. Namun, Sara enggan mengungkapkan lebih rinci rencana dan proyek anak usahanya tersebut.

"Secara paralel kami tetap aktif mencari peluang baru, baik dari proyek yang ada saat ini, maupun peluang proyek baru," ujarnya.

Saat disinggung berapa besar kontribusi Adaro terhadap anak usaha UNTR tersebut, Sara menyebut 8 persen dari total produksi Pamapersada Nusantara.

"Porsi produksi Pama di Adaro mewakili 8 persen dari total produksi Pama," ujar dia.

Pada 2020, bisnis kontraktor pertambangan Pamapersada mampu membukukan pendapatan bersih hingga Rp29,21 triliun. Angka tersebut setara dengan 48,4 persen dari total pendapatan bersih UNTR tahun lalu.

Pada perdagangan saham Rabu, 17 Maret 2021 pukul 11.28 WIB, saham United Tractorsturun tipis 0,24 persen ke posisi Rp 21.125 per saham. Saham UNTR sempat di level tertinggi 21.350 dan terendah 21.050 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.436 kali dengan nilai transaksi Rp 34,6 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjualan Batu Bara UNTR pada Januari 2021

Sebelumnya, sepanjang Januari 2021, PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat kenaikan penjualan batu bara. Tercatat, perusahaan mampu menjual 1,61 juta ton batu bara melalui Tuah Turangga Agung, seperti dilansir laporan bulanan perusahaan.

Angka yang mampu ditorehkan meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Khusus Januari 2020, UNTR hanya mampu menjual 752.000 ton batu bara.

Tak hanya itu, penjualan sepanjang Januari 2021 juga meningkat hingga 59,42 persen dibandingkan Desember 2020. Tercatat, pada bulan terakhir tahun lalu, perseroan hanya mampu menjual 1,01 juta ton batu bara.

Dari 1,61 juta ton batubara yang terjual, 1,22 juta ton merupakan batubara thermal dan 386.000 ton ialah batu bara kokas (coking).

Meski batu bara mengalami kenaikan signifikan, anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara justru turun. Sepanjang Januari 2021, UNTR hanya melakukan produksi 8,2 juta ton batu bara.

Angka tersebut turun 17 persen dibandingkan Desember 2020, dengan overburden removal turun 8,5 persen menjadi 56,9 juta bank cubic meter (bcm).

Terkait alat berat bermerek Komatsu, UNTR berhasil menjual 215 unit sepanjang Januari 2021. Angka tersebut meningkat siginifikan karena pada Desember 2020, perseroan hanya mampu menjual 83 unit.

Untuk sektor emas, anak usahanya PT Agincourt Resources hanya mampu mencapai penjualan 35.500 gold equivalent ounces (GEOs), perolehan tersebut naik, karena di bulan Desember 2020, hanya mencapai 21.000 gold equivalent ounces (GEOs).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.