Sukses

Jelang Pertemuan FOMC, Bursa Saham Asia Menguat Tertular Wall Street

Pergerakan bursa saham Asia mengikuti bursa saham Amerika Serikat atau wall street yang menguat.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Selasa , (16/3/2021) seiring bursa saham global yang positif. Penguatan bursa saham Asia ini terjadi jelang hasil rapat the Federal Open Market Committee (FOMC)

Di bursa saham Australia, indeks saham Australia menguat 0,25 persen setelah bergerak mendatar sebelumnya. Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham energi dan material. Sektor saham itu masing-masing turun 0,63 persen dan 0,59 persen.

Perusahaan minyak dan tambang turun, sedangkan saham bank besar bergejolak. Hanya saham Commonwealth Bank yang naik 0,39 persen.

Di Jepang, indeks saham Nikkei menguat 0,16 persen, dan indeks saham Topix mendaki 0,13 persen. Di Korea Selatan, indeks saham Kospi menguat 0,34 persen.

Pergerakan bursa saham Asia mengikuti bursa saham Amerika Serikat atau wall street yang menguat. Indeks saham Dow Jones dan S&P 500 naik tipis ke posisi rekor tertinggi di tengah optimisme atas pembukaan kembali ekonomi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertemuan Bank Sentral AS Bakal Jadi Sorotan

Adapun the Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan gelar pertemuan pada 16-17 Maret 2021. Pertemuan FOMC itu juga ditunggu pasar.

"Ini tidak diragukan lagi faktor lain yang membuat investor sedikit berhati-hati di awal pekan. Ada banyak fokus apakah ada prediksi baru dan dots plot yang membutukan kenaikan harapan suku bunga,” ujar Senior Exchange Strategist National Australia Bank, Rodrigo Catril seperti dilansir dari CNBC, Selasa pekan ini.

Setiap kuartal, anggota FOMC memperkirakan kemana suku bunga akan bergerak dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Proyeksi ini disajikan secara visual dalam bagan dan disebut plot titik atau dot plot.

Lonjakan suku bunga dan pemulihan ekonomi AS membuat kebijakan bank sentral menjadi sorotan. Pengamat mempertanyakan kapan bank sentral AS dapat mempertimbangkan untuk membatalkan kebijakan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.