Sukses

Emiten Media Grup Bakrie Raih Restu Jual 39 Persen Saham Pengelola ANTV

PT Visi Media Asia Tbk menyatakan penjualan saham MDIA tersebut dilakukan senilai Rp2,43 triliun atau Rp158 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait penjualan 39 persen saham di PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), perusahaan induk stasiun televisi ANTV.

Dalam RUPSLB tersebut menyetujui aksi korporasi tersebut. Adapun besaran saham yang dilepas emiten grup Bakrie itu setara 15,29 miliar saham kepada Reliance Capital International Limited (RCIL). RCIL, pihak yang disetujui kreditur untuk melaksanakan jual beli saham itu.

Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk Anindya Novyan Bakrie menuturkan, penjualan saham MDIA tersebut dilakukan senilai USD 171,8 juta, setara dengan Rp2,43 triliun atau Rp158 per saham.

"Dengan diselesaikannya transaksi penjualan saham ini, VIVA akan menjadi perseroan bebas utang atau debt free company," tutur Anindya, dilansir dari Antara, Senin (15/3/2021).

Sebelumnya, dalam tambahan keterbukaan Informasi pada 10 Maret 2021, manajemen VIVA menjelaskan transaksi penjualan saham MDIA merupakan bagian dari skema penyelesaian atau pelunasan seluruh utang Grup VIVA berdasarkan Debt Settlement Agreement (DSA) yang ditandatangani pada 22 Desember 2020 yang lalu.

Di dalam DSA, Grup VIVA dan para kreditur telah menyepakati hal-hal antara lain posisi akhir total pinjaman pokok VIVA yang terutang sebesar USD 239,77 juta yang terdiri dari utang pokok berdasarkan Junior Facility Agreement sebesar USD 78,37 juta dan utang pokok berdasarkan Senior Facility Agreement sebesar USD 161,39 juta.

Sebagian utang senior facility yang menjadi tanggung jawab ANTV akan diselesaikan melalui fasilitas refinancing yang akan diperoleh ANTV dari perbankan nasional sebesar Rp960 miliar atau setara dengan USD 67,94 juta (Cash Settlement) dengan asumsi kurs tukar Rp14.130 per dolar AS, kurs tengah Bank Indonesia per 10 Desember 2020.

Total utang pokok setelah dikurangi cash settlement sebesar USD 171,83 juta atau setara dengan Rp2,43 triliun akan dibayarkan melalui transaksi penjualan saham MDIA.

Kemudian, seluruh bunga dan biaya-biaya yang telah timbul dan belum dibayarkan sehubungan dengan Senior Facility dan Junior Facility dihapuskan.

Manajemen VIVA memastikan dengan cash settlement dan diselesaikannya transaksi penjualan saham MDIA, akan menyebabkan utang perseroan menjadi lunas dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai harga penjualan minimal saham obyek.

Pada perdagangan saham Senin, 15 Maret 2021, pukul 14.31 WIB, saham VIVA stagnan Rp 51 per saham. Saham VIVA dibuka naik tipis ke posisi Rp 52. Saham VIVA berada di level tertinggi Rp 57 dan terendah Rp 50 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 4.155 kali dengan nilai transaksi Rp 21,7 miliar.

Sementara itu, saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) melemah 6,25 persen ke posisi Rp 75 per saham. Saham MDIA sempat di level tertinggi Rp 85 dan terendah Rp 75. Total frekuensi perdagangan saham 1.465 kali dengan nilai transaksi Rp 2,1 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kata Pengamat Pasar Modal

Sementara itu, pengamat pasar modal Lucky Bayu Purnomo menilai, langkah VIVA menjual saham MDIA dalam skema pelunasan seluruh utang Grup VIVA sebagai langkah yang cerdas dan inovatif di tengah-tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi, sebab, tidak memberikan efek dilusi terhadap kepemilikan pemegang saham lainnya di MDIA serta tidak menyebabkan perubahan pengendalian terhadap MDIA dan entitas anaknya.

"Harga jual beli saham MDIA dilakukan di atas nilai buku. Utang dapat di-manage dengan baik dan kendali atas MDIA tetap berada di tangan VIVA," ujar Lucky.

Penyelesaian utang secara komprehensif tersebut diharapkan akan memberikan manfaat yang signifikan kepada Grup VIVA, antara lain mengurangi kewajiban utang perseroan dan entitas anak dalam denominasi dolar AS sehingga menghilangkan risiko fluktuasi penurunan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS dan biaya lindung nilai atau hedging.

Selain itu, posisi keuangan perseroan membaik dengan meningkatnya ekuitas perseroan karena jual beli saham obyek dilaksanakan dengan harga Rp158 per saham, lebih tinggi dari nilai buku.

Lalu, neraca keuangan yang lebih sehat dan arus kas yang kuat akan memberikan keleluasaan kepada perseroan untuk mengembangkan bisnis di ranah media digital dengan memanfaatkan footprint dan inventory yang dimiliki ANTV dan tvOne.

3 dari 3 halaman

Kembangkan Bisnis

Anindya menambahkan dengan level utang di PT Cakrawala Andalas Televisi (CATV) selaku entitas anak perseroan yang sangat "sustainable", Grup VIVA menjadi semakin lincah bergerak mengembangkan bisnis media digital via entitas anak perusahaan dan portfolio bisnis digital lainnya.

"Proses transformasi digital seluruh bisnis inti VIVA sudah kami mulai dan inisiatif diversifikasi konten-konten VIVA dan memperluas jangkauannya melalui berbagai platform digital untuk memanjakan konsumen milenial dan centennial akan diluncurkan dalam waktu dekat," tutur Anindya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.