Sukses

Bursa Saham Asia Melambung Sambut Akhir Pekan

Bursa saham Asia kompak menguat seiring bursa saham Amerika Serikat (wall street) melambung karena sentimen Presiden AS Joe Biden teken paket stimulus COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat pekan ini mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang perkasa.

Indeks saham Australia atau ASX 200 menguat 0,82 persen yang didukung penguatan sebagian besar sektor saham. Sektor saham energi dan bahan baku masing-masing naik 1,79 persen dan 1,57 persen. Diikuti sektor saham minyak dan tambang.

Di Jepang, indeks saham Nikkei menguat 0,3 persen. Sedangkan indeks saham Topix mendatar. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,1 persen didukung saham teknologi antara lain saham Samsung naik 1,22 persen, saham SK Hynix menguat 2,92 persen dan saham LG Electronics mendaki 3,05 persen. Indeks saham Kosdaq menguat 1,04 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Jumat (12/3/2021).

Di bursa saham Amerika Serikat, indeks saham S&P 500 menguat 1 persen dan sentuh posisi tertinggi, melewati dari rekor sebelumnya pada 16 Februari 2021.

Penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) juga ditopang dari Presiden AS Joe Biden yang teken paket stimulus COVID-19 USD 1,9 triliun. Dengan paket stimulus itu mendorong pembayaran bantuan langsung tunai kepada sebagian besar warga AS sekitar USD 1.400 atau Rp 20,13 juta.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bank Sentral Eropa Bakal Tingkatkan Pembelian Obligasi

Di sisi lain, bank sentral Eropa mengharapkan untuk meningkatkan pembelian obligasi secara signifikan pada kuartal berikutnya. Imbal hasil obligasi di zona euro telah menguat sejak Februari 2021 seiring imbal hasil obligasi AS menguat.

Investor khawatir kenaikan imbal hasil obligasi dapat menggagalkan pemulihan ekonomi di Eropa dengan meningkatkan biaya pinjaman bagi negara-negara yang sudah bergelut dengan COVID-19.

Harga minyak mentah tergelincir pada Jumat pekan ini di perdagangan Asia. Harga minyak mentah AS turun 0,23 persen menjadi USD 65,87 per barel. “Harga minyak menguat seiring tanda-tanda pemulihan konsumsi bahan bakar terus menguat,” dikutip dari catatan ANZ Research.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.