Sukses

Saham Perusahaan Wisata Luar Angkasa Milik Miliarder Richard Branson Tergelincir

Investor yang juga miliarder Chamath Palihapitiya melepas sahamnya sehingga membuat saham Virgin Galactic anjlok 14 persen pada Jumat, 5 Maret 2021.

Liputan6.com, New York - Saham Virgin Galactic (SPCE), perusahaan penyedia pariwisata luar angkasa suborbital yang didirikan oleh miliarder Inggris Richard Branson, anjlok pada perdagangan Jumat, 5 Maret 2021 setelah bos perusahaan melepas saham pribadinya di perusahaan.

Dalam sebuah pernyataan, investor yang juga miliarder Chamath Palihapitiya mengatakan dia menjual saham sekitar USD 200 juta atau Rp 2,87 triliun (asumsi kurs Rp 14.391 per dollar AS) untuk investasi besar dalam memerangi perubahan iklim. 

"Saya terus menjadi investor penting di Virgin Galactic melalui Social Capital Hedosophia Holdings dan saya tetap berdedikasi seperti sebelumnya untuk tim, misi, dan prospek Virgin Galactic," kata dia, dilansir dari laman CNN, ditulis Minggu (7/3/2021).

Social Capital Hedosophia merupakan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (special purpose acquisition company/SPAC) yang mempublikasikan Virgin Galactic tahun lalu. Palihapitiya, mantan eksekutif Facebook, mengambil peran chairman di Virgin Galactic setelah merger.

Berita Palihapitiya melepas saham pribadinya membuat saham Virgin Galactic anjlok 14 persen pada Jumat, 5 Maret 2021. Hal ini juga menambah tekanan terhadap saham teknologi seiring aksi jual investor.

Dengan koreksi saham yang terjadi membuat Virgin Galactic kehilangan hampir sepertiga dari nilai sahamnya. Saham diperdagangkan sekitar USD 26 per saham pada Jumat, jauh dari rekor tertinggi lebih dari USD 60 per saham yang dicapai pada awal Februari.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sempat Jadi Kesayangan Investor

Virgin Galactic telah menjadi kesayangan investor yang berharap bisa masuk lebih awal dari kegilaan luar angkasa.

Ini menjadi perusahaan "ruang baru" pertama yang terdaftar di pasar saham, dan analis memuji perusahaan karena potensinya. Namun, baru-baru ini, analis Morgan Stanley Adam Jonas memperingatkan ekspektasi itu dinilai terlalu tinggi.

Selama laporan pendapatan kuartalan terakhirnya, Virgin Galactic juga mengungkapkan kemungkinan tidak akan memulai operasi komersial penuh sebelum 2022, atau kembali ditunda, setelah bertahun-tahun berjanji bahwa tonggak sejarah sudah dekat. 

Tiga tahun lalu, misalnya, CEO perusahaan mengatakan Virgin Galactic berada di jalur yang tepat untuk memulai penerbangan luar angkasa penumpang komersial pada akhir 2018.

Perusahaan juga mengalami perombakan kepemimpinan yang signifikan baru-baru ini. George Whitesides, yang menjabat sebagai CEO selama bertahun-tahun sebelum pindah ke peran "chief space officer" tahun lalu mengumumkan untuk hengkang. 

Bulan lalu, Washington Post, mengutip buku yang akan datang dari jurnalis New Yorker Nicholas Schmidle, mengungkapkan Virgin Galactic menghadapi bahaya keamanan yang berpotensi serius selama uji terbang ketinggian kedua perusahaan pada 2019. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.