Sukses

BEI Buka Gembok Perdagangan, Intip Gerak Saham 4 Bank Mini

BEI kembali membuka perdagangan saham empat bank mini pada Jumat, 5 Maret 2021. Lalu bagaimana pergerakan sahamnya?

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan saham empat emiten bank mini mulai Jumat, (5/3/2021).

Empat saham itu antara lain PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), dan PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW). Lalu bagaimana pergerakan sahamnya setelah dibuka gembok perdagangan sahamnya?

Mengutip data RTI, saham BACA melemah 6,59 persen ke posisi Rp 780 per saham. Saham BACA dibuka naik lima poin ke posisi Rp 840 per saham. Saham BACA sempat di level tertinggi Rp 840 dan terendah Rp 780 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 13.386 kali dengan nilai transaksi Rp 86,2 miliar.

Sementara itu, saham BMAS melesat 25 persen ke posisi Rp 1.225 per saham. Saham BMAS dibuka naik 100 poin ke posisi Rp 1.080 per saham. Saham BMAS sempat di level tertinggi 1.225 dan terendah 1.080 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 373 kali dengan nilai transaksi Rp 2,1 miliar.

Saham AGRS ditutup melonjak 16,67 persen ke posisi Rp 805 per saham. Saham AGRS dibuka naik 35 poin ke posisi Rp 725 per saham. Saham AGRS sempat berada di level tertinggi Rp 860 dan terendah Rp 690 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.998 kali dengan nilai transaksi Rp 20,2 miliar.

BEI pun mengumumkan kembali suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham AGRS di pasar regular dan pasar tunai mulai sesi I 8 Maret 2021 hingga pengumuman bursa lebih lanjut. Suspensi saham dilakukan di pasar regular dan pasar tunai.

“Bursa mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Saham BKSW melambung 21,37 persen ke posisi Rp 318 per saham. Saham BKSW dibuka naik 18 poin ke posisi Rp 280 per saham. Saham BKSW berada di level tertinggi Rp 324 dan terendah Rp 270 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 30.137 kali dengan nilai transaksi Rp 118,2 miliar.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG pada 5 Maret 2021

Sebelumnya, IHSG melemah 0,51 persen atau 32,04 poin ke posisi 6.258,75. Indeks saham LQ45 turun 0,75 persen ke posisi 941,36. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Sebanyak 306 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 133 saham diam di tempat.

Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.307,68 dan terendah 6.245,30. Total frekuensi perdagangan saham 1.388.503 kali dengan volume perdagangan saham 30,2 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 16,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 190,32 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.341.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,32 persen. Sektor saham tambang melemah 2,78 persen, dan memimpin penurunan. Diikuti sektor saham infrastruktur tergelincir 1,37 persen dan sektor saham industri dasar susut 1,12 persen.

Saham-saham yang naik tajam atau top gainers antara lain saham INDX melonjak 34,62 persen, saham MRAT meroket 34,50 persen, saham VINS mendaki 34,40 persen, saham VICO bertambah 34,19 persen dan saham DADA melambung 33,33 persen.

Saham-saham yang tertekan atau top losers antara lain saham PLAN susut 10 persen, saham DWGL tergelincir 7 persen, saham MFIN melemah 6,99 persen, saham BYAN turun 6,98 persen, dan saham NZIA tergelincir 6,98 persen.

Sedangkan saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBCA sebanyak Rp 109,8 miliar, saham INKP sebesar Rp 42,6 miliar, saham TKIM sebesar Rp 24,6 miliar, saham BBTN sebesar Rp 20 miliar, dan saham ACES sebesar Rp 19,5 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham ICBP sebesar Rp 62,4 miliar, saham UNTR sebesar Rp 51,5 miliar, saham BMRI sebesar Rp 45,5 miliar, saham CPIN sebesar Rp 36,5 miliar, dan saham ASII sebesar Rp 35,6 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.