Sukses

Sambut Akhir Pekan, Bursa Saham Asia Bervariasi

Bursa saham Asia bervariasi setelah wall street tertekan karena data klaim pengangguran hingga imbal hasil obligasi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan saham Jumat pagi seiring bursa saham Amerika Serikat atau wall street yang tertekan.

Di Jepang, indeks saham Nikkei melemah 0,48 persen. Indeks saham Topix turun 0,36 persen. Harga konsumen di Jepang merosot 0,6 persen pada Januari 2021 dibandingkan awal tahun lalu. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,20 persen. Indeks saham Australia susut 0,65 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,06 persen.

Di Wall Street, indeks saham Dow Jones susut 119,68 poin ke posisi 31.493,34. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,44 persen ke posisi 3.913,97. Indeks saham Nasdaq merosot 0,72 persen ke posisi 13.865,36. Demikian dilansir dari CNBC, Jumat (19/2/2021)

Penurunan wall street seiring data klaim pengangguran mencapai 861.00. Angka ini termasuk tertinggi secara bulanan dan di atas estimasi Dow Jones mencapai 773.000. Indeks dolar AS berada di posisi 90,59, angka ini lebih rendah dari awal pekan di kisaran 90,9. Yen Jepang diperdagangkan 105,69 per dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Wall Street

Sebelumnya, Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Kamis waktu setempat seiring investor hadapi data ekonomi mengecewakan seperti klaim pengangguran.

Pada penutupan perdagangan wall street, Kamis, 18 Februari 2021, indeks saham Dow Jones melemah 119,68 poin atau 0,4 persen ke posisi 31.493,34. Indeks saham Dow Jones turun dari level tertingginya. Sementara itu, indeks saham S&P 500 susut 0,4 persen ke posisi 3.913,97.

 Indeks saham Nasdaq merosot 0,7 persen ke posisi 13.865,36. Tekanan indeks saham Nasdaq terjadi seiring investor melanjutkan untuk keluar dari sektor saham teknologi.

Saham Walmart melemah 6,5 persen setelah laba kuartal IV 2020 turun. Perusahaan ritel besar ini melihat pertumbuhan penjualan melambat pada 2021 seiring pandemi COVID-19 yang masih terjadi. Laba bersih per saham juga akan turun.

Saham Apple merosot 0,9 persen. Saham perusahaan raksasa teknologi ini turun 4,2 persen sepekan ini seiring investor mengambil keuntungan. Saham Tesla susut 1,4 persen. “Saham tergelincir seiring ada kenaikan imbal hasil. Sisi lain laba perusahaan juga mengecewakan, dengan EPS Walmart turun dan panduan pengeluaran besar membuat investor takut,” ujar Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli dalam sebuah catatan seperti dilansir dari CNBC, Jumat (19/2/2021).

Sementara itu, angka klaim pengangguran terbaru mengisyaratkan kemunduran dalam pemulihan pasar tenaga kerja. Pengajuan pertama kali untuk asuransi pengangguran mencapai 861.000 pada pekan lalu, level tertinggi dalam sebulan dan di atas perkiraan Dow Jones di kisaran 773.000.

“Ini bukan arah yang Anda inginkan untuk melihat klaim pengangguran, tetapi perlu diingat ini bisa menjadi hambatan kecil karena kecepatan vaksinasi terus meningkat dan kasus menurun di seluruh negeri,” ujar Chief Investment Officer E-Trade Financial Mike Loewengart.

Lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini ditambah dengan meningkatnya harapan inflasi membuat beberapa investor khawatir dengan saham yang tertekan. Perusahaan teknologi dengan pertumbuhan tinggi, yang memimpin kebangkitan pasar, sangat rentan terhadap tingkat suku bunga lebih tinggi dan tekanan inflasi.

Di sisisi lain, Sidang Kongres GameStop berlangsung pada Kamis waktu setempat dengan para pemimpon Melvin Capital dan Robinhood bergabung dengan trader Reddit Keith Gill di the US House of Representative Committee on Financial Services.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.