Sukses

Saham KAEF dan INAF Masih Betah di Zona Merah

Saham emiten farmasi bergerak di zona merah di tengah tekanan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat, 29 Januari 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten farmasi masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham sesi pertama Jumat, (29/1/2021). Pelemahan saham emiten farmasi juga di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Mengutip data RTI, saham PT Kimia Farma  Tbk (KAEF) turun 6,87 persen ke posisi 3.120 per saham. Saham PT Phapros Tbk (PEHA) tergelincir 6,85 persen ke posisi Rp 1.155 per saham, saham PT Indofarma Tbk (INAF) susut 6,83 persen ke posisi Rp 3.000 per saham.  Lalu saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) turun 6,94 persen ke posisi Rp 1.810 per saham.

Pelemahan saham emiten farmas ini terjadi ketika laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan .  Pada penutupan perdagangan Jumat, 29 Januari 2021, IHSG melemah 1,6 persen atau 95,75 poin ke posisi 5.883,63. Indeks saham LQ45 turun 2,12 persen.

Saham emiten farmasi ini pun masuk auto rejection bawah (ARB). Auto rejection merupakan pembatasan minimum dan maksimum suatu kenaikan dan penurunan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa. Sistem bursa akan menolak order jual atau beli yang masuk secara otomatis jika harga saham telah menembus batas atas dan bawah yang telah ditetapkan Bursa Efek Indonesia.

Untuk ARB ini terjadi ketika harga saham turun secara signifikan dengan rentang  harga acuan kurang dari Rp 200-Rp 5.000 adalah kurang tujuh persen, dan harga saham lebih dari Rp 5.000 adalah kurang tujuh persen.

Pelemahan saham emiten farmas ini terjadi ketika laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan . Pada penutupan perdagangan Jumat, 29 Januari 2021, IHSG melemah 1,6 persen atau 95,75 poin ke posisi 5.883,63. Indeks saham LQ45 turun 2,12 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gerak IHSG pada Sesi I

Sempat bergerak di zona hijau, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah hingga penutupan sesi pertama, Jumat siang (29/1/2021). Aksi jual investor asing turut mewarnai perdagangan saham.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 1,6 persen atau 95,75 poin ke posisi 5.883,63. Indeks saham LQ45 merosot 2,12 ke posisi 920,61. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Ada sebanyak 326 melemah sehingga menekan IHSG. 144 saham menguat dan 129 diam di tempat.

Pada sesi I, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.068,12 dan terendah 5.879,01. Total frekuensi perdagangan 817.965 kali dengan volume perdagangan 11,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,2 triiun. Investor asing beli saham Rp 10,38 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.035.

10 sektor kompak melemah. Sektor saham aneka industri turun 2,37 persen, dan memimpin penurunan indeks saham. Diikuti sektor saham keuangan tergelincir 2,28 persen dan sektor saham manufaktur susut 1,39 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MPPA naik 34,88 persen ke posisi Rp 116 per saham, saham MLPL menanjak 24,56 persen ke posisi Rp 71 per saham, saham DCII mendaki 19,67 persen ke posisi Rp 7.150 per saham, saham FILM naik 15,53 persen ke posisi Rp 372 per saham, dan saham ALDO naik 11,90 persen ke posisi Rp 470 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SOFA turun 7,07 persen ke posisi Rp 92 per saham, saham PGJO melemah 7,02 persen ke posisi Rp 53, saham JAYA susut 6,98 persen ke posisi Rp 120, saham ACST melemah 6,95 persen ke posisi Rp 348 per saham, dan saham FIRE merosot 6,94 persen ke posisi Rp670 per saham.

Di tengah tekanan IHSG, berikut sejumlah saham yang dibeli investor asing antara lain saham INCO dibeli Rp 27,3 miliar, saham BBCA sebanyak Rp 20,6 miliar, saham MNCN sebanyak Rp 16,7 miliar, saham PTBA sebanyak Rp 12,4 miliar, dan saham INTP sebanyak Rp 9,9 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham BMRI sebanyak Rp 61,4 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 54,5 miliar, saham UNTR sebanyak Rp 28,3 miliar, saham INDF sebanyak Rp 17,3 miliar, dan saham IBCP sebanyak Rp 15,1 miliar.

Bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,35 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi turun 2,7 persen, dan catat penurunan terbesar. Indeks saham Jepang Nikkei merosot 1,6 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,72 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,25 persen, indeks saham Shanghai turun 0,26 persen dan indeks saham Taiwan susut 1,39 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.