Sukses

OJK Dorong Penggalangan Dana di Pasar Modal, Ini Alasannya

OJK bakal percepat dan permudah penggalangan dana di pasar modal pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong ada raising fund atau penggalangan dana di pasar modal. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan antara supply-demand di pasar modal melalui penambahan instrumen.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menuturkan, selama pandemi COVID-19 banyak masyarakat yang tidak membelanjakan uang karena terbatasnya ruang gerak. Situasi tersebut lantas menjadi peluang dari sisi investasi.

"Ini menjadi kekuatan untuk investasi. Mungkin kalau 1-2 bulan (tidak seberapa), (tapi) ini hampir 10 bulan, jumlahnya banyak. Sehingga inilah yang sebagian mengalir di pasar modal,” kata Wimboh dalam Webinar Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Selasa (26/1/2021).

Adapun di pasar modal, Wimboh mengatakan apabila tidak ada penambahan instrumen, keseimbangan antara supply-demand terganggu. Akibatnya, harga saham menjadi tinggi.

"Ini adalah situasi yang harus kita kendalikan di 2021, dan ini barangkali masih akan terjadi. Untuk itu kami akan mempercepat dan mempermudah untuk supply atau emiten yang raising fund di pasar modal,” kata Wimboh.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

OJK Luncurkan SCF

Sebelumnya, OJK telah meluncurkan securities crowdfunding (SCF) sebagai salah satu skema pembiayaan alternatif penggalangan dana melalui pasar modal.

Melalui skema ini, sebuah bisnis dan individu dapat mencari pendanaan dari satu atau beberapa investor di pasar modal. Selain itu, dana yang dihimpun bisa lindung nilai (hedge) untuk jangka waktu tertentu.

"Ini luar biasa. Ini kita adress kepada milenial, terutama yang sudah mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK) dari pemerintah untuk proyek-proyek (pemerintah) itu. Dan ini jumlahnya bisa kecil, bisa Rp 1 miliar dan juga ini gampang prosesnya,” beber Wimboh.

Dalam paparannya, Wimboh menyebutkan transaksi investor ritel melonjak 4 kali lipat sepanjang 2020. Sampai dengan 25 Januari 2021, tercatat pembelian saham mencapai Rp 11,32 triliun, sedangkan untuk SBN Rp 6,51 triliun.

"Ini kita sambut baik, dan sekarang kita push untuk securities crowdfunding, sehingga instrumennya banyak. Sehingga ini kita harapkan harganya menjadi harga yang wajar, sehingga dari segi transparansi masy nanti tidak terlalu terbebani dengan volatility yang besar di pasar modal,” pungkas Wimboh. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang.

    pasar modal

  • Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di sektor keuangan.

    OJK

  • Penggalangan dana