Sukses

Laju IHSG Betah di Zona Merah, Ada Apa?

IHSG ditutup turun 0,90 persen atau 56,45 poin ke posisi 6.202,11 pada Selasa siang, 26 Januari 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Analis menyebut sejumlah sentimen yang pengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga betah di zona merah hingga perdagangan saham Selasa siang, 26 Januari 2021.

Kepala Riset PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menilai, aksi kekhawatiran investor terhadap penyelidikan Kejaksaan Agung terhadap kasus Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menjadi sentimen negatif terhadap laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Selain itu, keputusan pemerintah untuk besaran dividen paling banyak 30 persen dari laba pada ketentuan tentang lembaga pengelolaan investasi (LPI).

"Aksi kekhawatiran investor terhadap kasus BPJS Ketenagakerjaan yang diselidiki secara intensif oleh Kejagung dan keputusan pemerintah untuk besaran dividen paling banyak 30 persen dari laba pada ketentuan tentang lembaga pengelolaan investasi,” kata Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam riset ditulis Selasa, (26/1/2021).

Pada perdagangan saham Senin, 25 Januari 2021, IHSG ditutup melemah ke posisi 6.258,57. Tekanan IHSG tersebut berlanjut pada Selasa, 26 Januari 2021. IHSG ditutup turun 0,90 persen atau 56,45 poin ke posisi 6.202,11 pada Selasa siang. Indeks saham LQ45 susut 1,16 persen ke posisi 976,52. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah. 320 saham melemah dan 128 saham menguat, 143 saham menguat.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai, kebijakan pemerintah memperpanjang pemberlakuan penerapan kebijakan masyarakat (PPKM) hingga 8 Februari 2021, dan kenaikan kasus COVID-19 picu sentimen negatif di pasar. Selain itu, pelaku pasar juga menanti hasil rapat the Federal Reserve.

“Hasil rilis FDI kuartal IV yang di atas ekspektasi pasar seyogyanya memberikan katalis positif bagi indeks. Hari ini mayoritas sentimen negatif lebih kepada COVID-19,” kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

Adapun Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan realisasi investasi pada kuartal IV (Q4) 2020, yang mengalami kenaikan baik secara kuartalan (Quartal to Quartal/QtQ) maupun secara tahunan (Year on Year/YoY).

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi pada Q4 2020 sebesar Rp 214,7 triliun. Jumlah tersebut naik 2,7 persen secara QtQ dan 3,1 persen secara YoY.

Mengutip laporan Ashmore, IHSG melemah 0,77 persen ke posisi 6.258,57 pada Senin, 25 Januari 2021, seiring investor menilai risiko penurunan untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2021 karena pemerintah memberlakukan lebih banyak batasan untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang memburuk.

Indonesia sedang bergulat dengan COVID-19 yang catatkan kasus terbesar di Asia Tenggara dan masih melaporkan rekor angka tertinggi beberapa hari. Pemerintah juga harus menghadapi sederet bencana alam seperti banjir di Kalimantan, gempa bumi di Sulawesi, dan gunung meletus di Jawa, meski sejauh ini pengaruhnya terhadap anggaran masih bisa dikendalikan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembukaan IHSG pada 26 Januari 2021

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada awal sesi perdagangan. Hal ini mengikuti bursa saham Asia yang tertekan pada Selasa, 26 Januari 2021.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG melemah tipis 0,09 persen atau 5,8 poin ke posisi 6.252,71. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG turun terbatas 6,7 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.252. Indeks saham LQ45 melemah 0,48 persen ke posisi 983,57. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 145 saham merosot sehingga menekan IHSG. 166 saham diam di tempat dan 87 saham menghijau. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.259,62 dan terendah 6.219,75. Total frekuensi perdagangan 65.653 kali dengan volume perdagangan 792 juta saham dan nilai transaksi Rp 795 miliar. Investor asing jual saham Rp 93,74 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.019.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham keuangan merosot 0,94 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi turun 0,79 persen dan sektor saham industri dasar menguat 0,80 persen.

Saham-saham yang catat penguatan terbesar atau top gainers di tengah tekanan IHSG antara lain saham LAND naik 24,51 persen ke posisi Rp 254 per saham, saham GLOB melonjak 24,44 persen ke posisi Rp 336 per saham, saham BNLI mendaki 14,58 persen ke posisi Rp 2.750 per saham, saham PCAR menanjak 11,11 persen ke posisi Rp 650 per saham, dan saham POLI mendaki 6,3 persen ke posisi Rp 840 per saham.

Saham-saham yang turun tajam atau top losers antara lain saham PPGL turun 9,6 persen ke posisi Rp 113 per saham, saham AGRO tergelincir 6,98 persen ke posisi Rp 1.000 per saham, saham KAEF merosot 6,97 persen ke posisi Rp 3.870 per saham, dan saham AGII susut 6,94 persen ke posisi Rp 1.610 per saham.

Pada awal perdagangan, saham yang dibeli investor asing antara lain saham ASII sebanyak Rp 6 miliar, saham TPIA sebanyak Rp 3,1 miliar, saham ACST sebanyak Rp 2,9 miliar, saham WIKA sebanyak Rp 1,7 miliar, dan saham BMRI sebanyak Rp 1,3 miliar.

Bursa saham Asia kompak melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,3 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 1,62 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,72 persen.

Lalu indeks saham Shanghai merosot 0,72 persen, indeks saham Singapura susut 0,58 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,34 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • IHSG