Sukses

Wall Street Bervariasi, Indeks Nasdaq Kembali Cetak Rekor

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street cenderung bervariasi menyambut akhir pekan indeks saham Nasdaq cetak rekor.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat waktu setempat. Hal ini ditunjukkan dengan indeks saham Nasdaq kembali cetak rekor, sedangkan indeks saham S&P 500 dan Dow Jones tertekan.

Di wall street pada Jumat, 22 Januari 2021 waktu setempat, indeks saham S&P 500 melemah 0,3 persen menjadi 3.841,47 setelah sentuh rekor pada sesi sebelumnya. Indeks saham Nasdaq naik 0,1 persen ke posisi 13.543,06, didorong saham teknologi. Indeks saham Dow Jones tergelincir 179,03 poin atau 0,6 persen ke posisi 30.996,98.

Saham IBM melemah 9,9 persen setelah perusahaan melaporkan kinerja kuartal IV di bawah harapan. Pendapatan turun enam persen. Saham Intel melemah 9,3 persen setelah menguat enam persen pada perdagangan Kamis, 21 Januari 2021 yang didorong pendapatan lebih baik dari perkiraan.

Harapan untuk musim pendapatan yang kuat dari perusahaan komunikasi dan teknologi memicu reli saham kapitalisasi besar selama sepekan.

Hal tersebut berdampak positif terhadap indeks saham acuan di wall street. Indeks saham Nasdaq menguat 4,2 persen selama sepekan, indeks saham S&P 500 dan Dow Jones masing-masing naik 1,9 persen dan 0,6 persen.

Saham Apple naik 1,6 persen sehingga  mendorong kenaikan harga sahamnya selama sepekan menjadi 9,4 persen. Saham Facebook dan Microsoft masing-masing naik 9,2 persen dan 6,3 persen pada pekan ini. Perusahaan teknologi besar dijadwalkan akan melaporkan pendapatan pada pekan depan.

"Tidak seperti awal bulan ini, reli minggu ini telah dipimpin oleh growth stocks and saham teknologi berkapitalisasi besar,” ujar Chief Investment Officer UBS, Mark Haefele, seperti dilansir dari CNBC, Sabtu (23/1/2021).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Investor Pertimbangkan Rencana Stimulus Joe Biden

Investor menilai kembali prospek rencana stimulus COVID-19 Presiden AS Joe Biden. Semakin banyak anggota Partai Republik menyatakan keraguan atas perlunya RUU stimulu terutama senilai USD 1,9 triliun yang diusulkan Biden.

Sementara itu, Senator Demokrat Joe Manchin telah kritik pemeriksaan stimulus yang diusulkan. Perbedaan pendapat dari salah satu partai menjadi beban bagi Biden.

Realitas politik Washington mulai mempengaruhi pasar, dan semakin tidak jelas kapan tujuan stimulus ambisius Demokrat akan menjadi undang-undang,” ujar Pendiri Sevens Report Tom Essaye.

Sektor siklikal atau sektor paling diuntungkan dari stimulus tambahan telah memberikan tekanan kepada pasar. Sektor saham energi, keuangan dan material penghambat terbesar setidaknya melemah satu persen pada pekan ini.

3 dari 3 halaman

Investor Yakin Pasar Saham Bakal Menguat

Sementara itu, dengan indeks saham S&P 500 naik 2,3 persen pada 2021, beberapa investor percaya pasar mungkin akan menguat seiring distribusi vaksin dan pemulihan ekonomi masih mungkin terjadi.

“Pendulum COVID-19 yang biasanya menekankan optimism vaksin atas kenyataan jangka pendek yang keras, beralih kembali terutama bursa saham terpukul di Eropa,” ujar Pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli.

Sementara itu, Komite Senat sangat mendukung mantan ketua The Federal Reserve (the Fed) Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan di pemerintahan Joe Biden.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.