Sukses

Pakai Utang untuk Beli Saham? Simak Saran Ustaz Yusuf Mansur

Ustaz Yusuf Mansur menanggapi hal yang ramai diperbincangkan di media sosial mengenai pemakaian utang untuk beli saham.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah investor saham memakai utang untuk investasi saham menarik perhatian ustaz Yusuf Mansur. Menjadi salah satu tokoh publik yang senang membagikan pengalamannya di bursa saham, Ia tak segan memberikan saran.

Melalui akun Instagram pribadinya, @yusufmansurnew, Ia menyebut bila membeli saham sebaiknya tidak melakukan utang dan menggadaikan barang.

"Anti pusing. asal beli2 saham jgn pake utang dan gade2. nawaitu ikut amal saleh dan bersemangat ini itu. lalu amal saleh dan ini insta tsb, dibawa ke Allah," tulisnya.

Selain itu, pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur'an tersebut juga menegaskan bila bermain saham tak hanya membicarakan fundamental perusahaan yang dipilih saja, tetapi juga diri sendiri.

"Ga bcr fundamental perusahaan aja. tp lbh ke fundamental diri sendiri. nawaitu ikutan perusahaan yang banyak mintanya," tulisnya.

Seperti diketahui, Ustaz Yusuf Mansur sering kali membagikan pengalamannya bermain saham kepada masyarakat luas. Ia bahkan tak segan memberitahu emiten yang menjadi incarannya. 

 

 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Yusuf Mansur (@yusufmansurnew)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesan BEI kepada Investor

Sebelumnya, saham kembali menjadi sorotan di media sosial (medsos). Kali ini ramai mengenai pembelian saham memakai utang oleh investor.

Di media sosial diunggah potongan hasil tangkapan layar yang menunjukkan keluhan seseorang yang memuat soal memakai pinjaman online hingga 10 aplikasi dapat Rp 170 juta untuk membeli 500 lot saham ANTM.

Ada juga memakai uang arisan dan uang titipan ibu-ibu PKK untuk membeli saham KAEF. Sedangkan ada yang menggadaikan tanah dan BBKP, hingga nyangkut di saham IRRA.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi menuturkan, fenomena memakai utang beli saham tidak baik. Pihaknya selalu mengingatkan masyarakat dan investor kalau investasi saham selain berpotensi memberikan keuntungan tetapi juga ada risiko.

Oleh karena itu, pihaknya juga mengingatkan tidak menggunakan dana pinjaman hingga kebutuhan sehari-hari untuk beli saham.

"Kami mengingatkan untuk tidak menggunakan dana yang bersumber dari pinjaman atau utang atau dana yang diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari, atau dana untuk kebutuhan darurat dan dana kebutuhan jangka pendek lainnya,” ujar Hasan, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 19 Januari 2021.

Ia mengimbau agar para investor tidak terlalu percaya diri dan berorientasi mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya dalam jangka pendek secara instan. Hasan mengingatkan saat berinvestasi tidak hanya melihat dari sisi keuntungan tetapi juga menghitung dan mengelola risiko berinvestasi.

“Selain itu, menggunakan sumber dana dari utang akan semakin meningkatkan risiko investasi karena adanya keterbatasan waktu yang relatif pendek untuk segera mengembalikan dana pinjamannya dengan tingkat bunga tertentu,” kata dia.

Ia menambahkan, memakai utang membeli saham dengan bunga juga akan semakin membatasi pilihan dan strategi investasi. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi aspek psikologis para investor.

BEI juga mendorong agar para investor terus belajar dan meningkatkan pemahamannya dalam berinvestasi saham.

“Kami di BEI sudah menyediakan berbagai program dan sarana dalam melakukan edukasi kepada masyarakat dan juga para investor, melalui kegiatan sekolah pasar modal, webinar, workshop, dan melalui media sosial BEI,” tutur dia.

Hasan mengajak masyarakat dan investor untuk ikuti berbagai program dan sarana edukasi termasuk dari program edukasi yang dilakukan anggota bursa.

“Saat ini sebetulnya sudah sangat banyak program edukasi yang baik dalam berinvestasi saham ini, yang dapat diakses secara mudah oleh masyarakat dan para investor kita,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.