Sukses

Sempat Menghijau, IHSG Berbalik Arah Anjlok 1,5 Persen

Sektor saham barang konsumsi memimpin penguatan sehingga mengangkat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Selasa (19/1/2021).

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG naik 32,07 poin atau 0,50 persen ke posisi 6.421,86. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih bergerak di zona hijau dengan naik 40 poin atau 0,62 persen ke posisi 6.429. Indeks saham LQ45 mendaki 0,98 persen ke posisi 1.007. Seluruh indeks saham acuan menghijau.

Meski demikian, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung bergerak ke zona merah dengan turun 1,5 persen ke 6.290.30. 306 saham melemah sehingga menekan IHSG.

Sebanyak 183 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 93 saham melemah dan 166 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat di level tertinggi 6.434,84 dan terendah 6.411.

Total frekuensi perdagangan 83.105 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 29,54 miliar dengan posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah Rp 14.050.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham tambang melemah 1,62 persen, sektor konstruksi susut 0,46 persen dan sektor saham keuangan merosot 0,35 persen. Sektor saham barang konsumsi memimpin penguatan dengan naik 1,86 persen. Diikuti sektor saham manufaktur mendaki 0,96 persen dan sektor saham aneka industri menguat 0,63 persen.

Mengutip Ashmore, IHSG ditutup menguat ke 6.389 pada perdagangan Senin, 18 Januari 2021 seiring saham kapitalisasi besar yang melonjak. Di pasar obligasi, lonjakan imbal hasil Amerika Serikat telah mengguncang investor obligasi Indonesia, tetapi beberapa dari mereka belum siap untuk melepas taruhan.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun telah meningkat 30 basis poin (30 bps) pada Januari, terbesar di antara negara Asia lainnya, karena imbal hasil obligasi negara naik ke level tertinggi sejak Maret.

Sementara itu, lonjakan harga komoditas ke level tertinggi dalam tujuh tahun delah mendorong surat utang global korporiasi Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham Catat Kenaikan dan Turun Tajam

Saham-saham yang mencatatkan top gainers atau naik signifikan antara lain saham MTPS naik 34,76 persen ke posisi Rp 252 per saham, saham DGNS melonjak 25 persen ke posisi Rp 420 per saham, dan saham KIOS menguat 24,45 persen ke posisi Rp 565 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang melemah atau top losers antara lain saham ISSP turun 6,9 persen ke posisi Rp 266 per saham, saham ADHI tergelincir 6,9 persen ke posisi Rp 1.730 per saham, dan saham ISAT merosot 6,9 persen ke posisi Rp 5.325 per saham.

3 dari 4 halaman

Aksi Investor Asing

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebanyak Rp 20,3 miliar, saham INKP sebanyak Rp 8,1 miliar, saham ASII sebanyak Rp 4 miliar, dan saham BFIN sebanyak Rp 1,7 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham BBNI sebanyak Rp 3,7 miliar, saham ADRO sebanyak Rp 3,2 miliar, BBCA sebanyak Rp 3 miliar, saham TLKM sebanyak Rp 2,8 miliar, dan saham UNTR sebanyak Rp 2,2 miliar.

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia

Bursa saham Asia sebagian menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,8 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 2,15 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,26 persen, indeks saham Singapura bertambah 0,50 persen dan indeks saham Taiwan menguat 1,17 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.