Sukses

Saham Alibaba dan Tencent Tersungkur, Ada Apa?

Pemberlakuan larangan pada Alibaba dan Tencent akan menandai ketegangan paling dramatis yang pernah dilakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Liputan6.com, Singapura - Saham grup Alibaba dan Tencent Holdings Ltd memimpin aksi penjualan saham teknologi. Ini seiring pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempertimbangkan pembatasan investasi di dua perusahaan paling berharga di China tersebut.

Saham Alibaba turun lebih dari lima persen dan Tencent melemah 4,4 persen di bursa Hong Kong pada Kamis, 7 Januari 2021.

Pemberlakuan larangan pada Alibaba dan Tencent akan menandai ketegangan paling dramatis yang pernah dilakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Hal ini mengingat ukuran kedua perusahaan tersebut.

Dengan USD 1,3 miliar, nilai pasar gabungan dari pencatatan saham mereka hampir dua kali ukuran pasar saham Spanyol. Sementara itu, perusahaan bersama-sama menyumbang sekitar 11 persen dari bobot untuk patokan pasar berkembang MSCI Inc.

"Jika larangan diterapkan maka itu akan menjadi hal yang besar bagi pasar. Masih terlalu dini untuk mengatakannya. Setelah pemerintahan Biden dimulai, kebijakan dapat berubah lagi,” ujar Direktur UOB Kay Hian Steven Leung, seperti dilansir dari yahoo finance.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Merusak Hubungan Dua Negara

Jika diterapkan, larangan tersebut akan semakin merusak hubungan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia yang telah bentrok mulai dari COVID-19 hingga Hong Kong. Perwakilan perusahaan pun belum berkomentar soal itu.

Trump sebelumnya teken perintah eksekutif pada November yang mengharuskan investor untuk menarik diri dari perusahaan China yang terkait dengan militer negara itu.

Pada Selasa waktu setempat, Trump teken perintah yang melarang transaksi Amerika Serikat dengan delapan aplikasi China termasuk Alipay Ant dan Tencent. Namun, kebijakan itu ke depan akan tergantung dari Presiden terpilih AS Joe Biden.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.