Sukses

Bursa Saham Asia Menguat Ikuti Wall Street

Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Kamis, 7 Januari 2021 yang mengikuti pergerakan wall street.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia melonjak lebih dari satu persen pada perdagangan Kamis, (7/1/2021). Hal itu dipicu penguatan wall street dengan indeks saham Dow Jones naik satu persen setelah investor optimistis stimulus tambahan setelah Partai Demokrat akan mengendalikan kendali senat AS.

Di Jepang, pada awal perdagangan, indeks saham Nikkei melonjak 1,21 persen. Sementara itu, indeks saham Topix naik 1,24 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mengalami kenaikan 1,26 persen.

Sementara itu, indeks saham Australia juga mengalami kenaikan pada perdagangan Kamis pagi. Index saham ASX naik 1,3 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,41 persen.

Untuk Australia, Beach Energy melonjak 3,28 persen dan Santos naik 4,56 persen. Inpex Jepang melonjak 1,71 persen dan S-Oil di Korea Selatan naik 2,17 persen.

Terkait indeks dolar Amerika Serikat, angka yang tercatat ialah 89,53. Sedangkan Yen Jepang berada di 103,03 per dolar dan Dolar Australia mengalami peningkatan di 0,7811 setelah naik dari USD 0,77 minggu ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street Menguat karena Harapan Stimulus Tambahan

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Rabu waktu setempat.

Penguatan wall street didorong indeks saham Dow Jones yang menguat ke level tertinggi seiring investor optimistis dengan prospek stimulus fiskal tambahan. Hal ini didukung dari hasil pemilihan putaran kedua di Georgia, AS.

Indeks saham Dow Jones naik 437,80 poin atau 1,4 persen ke posisi 30.829,40. Indeks saham Dow Jones sempat naik lebih dari 600 poin pada awal sesi perdagangan dan mencapai level tertinggi sepanjang masa intraday. Indeks saham S&P 500 menguat 0,6 persen menjadi 3.748,14, dan mencapai rekor intraday. Indeks saham Nasdaq ditutup melemah 0,6 persen.

Di sisi lain, indeks saham CBOE yang mengukur kekhawatiran investor bergerak naik.  Hal itu dipicu pengunjuk rasa menyerbu Capitol setelah anggota parlemen bertemu untuk menghitung suara electoral college dan menyatakan Joe Biden sebagai pemenang pemilihan presiden.

Namun, indeks saham Dow Jones dan S&P 500 ditutup menguat. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 1 persen untuk pertama kalinya sejak maret.

Adapun pemilihan Georgia mempengaruhi pasar saham. Partai Demokrat Raphael Warnock diproyeksikan untuk memenangkan pemilihan khusus senat AS Georgia melawan petahana dari Partai Republik Kelly Loeffler. Dalam pemilihan senat lainnya, Senator Demokrat Jon Ossoff juga diproyeksikan mengalahkan senator Republik David Perdue.

Jika kedua Demokrat menang itu akan membuat keseimbangan di majelis tinggi dengan Wakil Presiden terpilih AS Kamala Harris sebagai pemecah suara untuk memberi kendali partai atas senat. Beberapa investor berspekulasi dengan hasil pemilihan karena dapat memfasilitasi bantuan penanganan COVID-19 dan meningkatkan harapan untuk pemulihan ekonomi negara.

"Saya yakin ada harapan, bahwa akan ada lebih banyak pengeluaran. Jika Demokrat meraih dua kursi, tidak ada keraguan dalam pikiran saya akhir tahun ini diperlukan lebih banyak pengeluaran,” ujar Chairman Srategas Jason Trennert, seperti dilansir dari CNBC, Kamis, 7 Januari 2021.

Sementara itu, Kepala Riset Fundstrat Global Advisors Tom Lee menuturkan, hasil pemilihan Georgia memberikan kejelasan pada prospek pasar. Ini berdampak positif. “Saya tidak tahun masa depan, tetapi bagi saya ketidakpastian pemilihan bisa dibilang lebih besar dari hasil sebenarnya,” ujar Lee.

Goldman Sachs mengharapkan paket stimulus besar lainnya mencapai USD 600 miliar dalam waktu dekat jika Demokrat menang dan mengambil alih senat.

Saham JPMorgan Chase dan Bank of America masing-masing naik 4,7 persen dan 6,3 persen di tengah imbal hasil 10 tahun yang melampaui satu persen.

Di sisi lain, sektor saham teknologi cenderung tertekan seiring kekhawatiran tarif pajak lebih tinggi. Prospek stimulus baru juga membuat saham teknologi kurang menarik. Saham Facebook dan Amazon turun lebih dari dua persen. Sedangkan Netflix melemah 3,9 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.