Sukses

Ikuti Wall Street dan Bursa Asia, IHSG Dibuka Melemah ke 5.135,92

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.138,06. Sedangkan terendah 5.128,28.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Pelemahan ini senada dengan Wall Street dan bursa Asia.

Pada prapembukaan perdagangan Selasa (27/10/2020), IHSG melemah 10,51 poin atau 0,20 persen ke level 5.133,53. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG melemah dengan turun 8 poin atau 0,17 persen ke level 5.135,92.

Sementara indeks saham LQ45 juga melemah 0,54 persen ke posisi 789,33. Seluruh indeks acuan berada di zona merah.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.138,06. Sedangkan terendah 5.128,28.

Sebanyak 150 saham melemah sehingga menekan IHSG. Kemudian 65 saham menguat dan 118 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham cukup ramai yaitu 40.646 kali dengan volume perdagangan 779 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 441 miliar.

Tercatat, investor asing beli saham di pasar regular mencapai Rp 21 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.658 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, delapan sektor berada di zona merah sedangkan dua sektor terbakar. Pelemahan dipimpin sektor aneka industri yang turun 0,63 persen. Disusul sektor industri dasar yang turun 0,60 persen dan sektor pertambangan melemah 0,41 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain, POLL naik 12,36 persen ke Rp 7.250 per lembar saham. Kemudian CANI naik 8,93 persen ke Rp 122 per saham dan PGNO naik 8,62 persen ke Rp 630 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain KREN turun 6,90 persen ke Rp 81 per lembar saham, IFII yang turun 6,78 persen ke Rp 110 per lembar saham dan ERTX turun 6,72 persen ke Rp 125 per saham.

 Dalam riset Ashmore, Wall Street atau bursa saham AS ditutup melemah di tengah kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus Covid-19 akan menggagalkan pemulihan ekonomi global. Status paket stimulus kedua tetap terhenti hanya delapan hari sebelum pemilihan AS, juga merusak prospek saham.

Sebanyak 11 sektor dalam indeks S&P ditutup lebih rendah dengan sektor energi turun 3,5 persen.

Blackrock Inc, manajer aset terbesar di dunia, menurunkan pandangannya tentang utang pemerintah AS.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Kemarin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini. IHSG terus berada di zona hijau selama perdagangan.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin(26/10/2020), IHSG ditutup naik 31,86 poin atau 0,62 persen ke posisi 5.144,04. Sementara, indeks saham LQ45 menguat 0,56 persen ke posisi 794,21.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.158,26 dan terendah 5.113,02.

Pada sesi penutupan pedagangan, 225 saham menguat sehingga mampu membawa IHSG bertahan di zona hijau. Sedangkan 188 saham melemah dan 170 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham normal. Total frekuensi perdagangan saham 673.694 kali dengan volume perdagangan 12,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,1 triliun.

Investor asing beli saham Rp 175,29 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.671.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, hanya tiga sektor yang melemah antara lain barang konsumsi yang turun 0,78 persen, pertambangan turun 0,62 persen dan manufaktur turun 0,30 persen.

Sedangkan sektor yang menguat dipimpin oleh sektor konstruksi yang menguat 3,1 persen. Kemudian disusul sektor perkebunan naik 2,19 persen dan sektor keuangan menguat 1,30 persen.

Saham yang menguat dan membawa IHSG ke zona hijau antara lain JSKY yang naik 34,48 persen ke Rp 234 per lembar saham. Kemudian DEAL yang naik 31,06 persen ke Rp 173 per lembar saham dan CTBN yang yang naik 24,9 persen ke Rp 3.060 per lembar saham.

Saham yang melemah antara lain SINI yang melemah 6,98 persen ke Rp 400 per lembar saham. Kemudian INOV turun 6,94 persen ke Rp 134 per lembar saham dan TDPM turun 6,92 persen ke Rp 121 per lembar saham.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.