Sukses

Bursa Saham Asia Tersungkur, Investor Menanti Pengumuman Kinerja HSBC

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang yang menjadi patokan bursa saham Asia diperdagangkan 0,28 persen lebih rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia pasifik tergelincir pada pembukaan perdagangan Selasa pagi ini. Pelemahan ini mengikuti kejatuhan Wall Street.

Mengutip CNBC, Selasa (27/10/2020), indeks Nikkei 225 Jepang merosot 0,88 persen di awal perdagangan. Hal yang sama juga terjadi pada indeksTopix jepang yang turun 1,21 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,5 persen. Produk Domestik Bruto Korea Selatan tumbuh 1,9 persen di kuartal III 2020 dibanding dengan kuartal sebelumnya.

Sementara di Australia, Indeks saham S&P/ASX 200 juga turun sekitar 1,3 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang yang menjadi patokan bursa saham Asia diperdagangkan 0,28 persen lebih rendah.

Saham Alibaba di Hong Kong akan diawasi setelah perusahaan afiliasinya yang juga raksasa teknologi China Ant Group, menetapkan harga sahamnya pada Senin kemarin.

Ant Group akan menawarkan saham perdana atau IPO di dua bursa yaitu Shanghai dan Hong Kong. Aksi korporasi iniditetapkan menjadi yang terbesar sepanjang masa.

Di sisi, HSBC akan mengumumkan hasil kinerja kuartal ketiga pada hari Selasa ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street Anjlok, Dow Jones Melemah 650 Poin

Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini karena lonjakan penderita covid-19 dan negosiasi paket stimulus fiskal yang macet.

Mengutip CNBC, Selasa (27/10/2020), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 650,19 poin melemah atau 2,3 persen ke level 27.685,38. S&P 500 turun 1,9 persen menjadi 3.400,97. Sedangkan Nasdaq Composite turun 1,6 persen menjadi 11.358,94.

 

Penurunan Wall Street pada Senin menghapus keuntungan bulanan untuk Dow Jones Industrial. Ini merupakan penurunan Dow Jones dalam satu hari terbesar sejak 3 September dan penutupan pertama di bawah 28.000 sejak 6 Oktober.

Penurunan terjadi karena data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa kasus infeksi harian virus Covid-9 di AS telah meningkat rata-rata 68.767 selama tujuh hari terakhir, sebuah rekor.

Pada hari Minggu saja, lebih dari 60.000 kasus dilaporkan. Negara itu mengalami lebih dari 83.000 infeksi baru pada hari Jumat dan Sabtu.

“Bagi saya, ini adalah gelombang kedua pandemi COvid-19,” kata analis Aegon Asset Management, Frank Rybinski.

“Sampai kita berhasil memberantas virus, ini akan menjadi seperti awan abu-abu di pasar," tambah dia.

Optimisme para pelaku pasar di Wall Street juga meredup karena Gedung Putih dan DPR belum melakukan kesepakatan stimulus.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada CNBC bahwa pembicaraan melambat, tetapi ada catatan bahwa negosisi tetap berlangsung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.