Sukses

IHSG Ditutup Melemah Tipis ke 5.103,41

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.115,55 dan terendah 5.067,58.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Investor asing jual saham Rp 505 miliar di pasar regular.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (16/10/2020), IHSG ditutup melemah tipis 1,73 poin atau 0,03 persen ke posisi 5.103,41. Sementara, indeks saham LQ45 menguat 0,07 persen ke posisi 873,45.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.115,55 dan terendah 5.067,58.

Pada sesi penutupan pedagangan, 179 saham menguat namun tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 228 saham melemah dan 166 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan cukup sepi. Total frekuensi perdagangan saham 665.763 kali dengan volume perdagangan 10,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,8 triliun.

Investor asing jual saham Rp 505 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.728.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, sebagian besar di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor aneka industri yang melonjak 2,89 persen. Kemudian diikuti sektor pertambangan yang naik 0,75 persen dan sektor manufaktur menguat 0,68 persen.

Saham yang menguat antara lain ESTI yang naik 30,38 persen ke Rp 73 per lembar saham. Kemudian GWSA yang naik 26,60 persen ke Rp 119 per lembar saham dan RUIS naik 17,39 persen ke Rp 270 per lembar saham.

Saham yang melemah sehingga menakan IHSG antara lain PORT yang melemah 7 persen ke Rp 452 per lembar saham. Kemudian ESIP turun 6,94 persen ke Rp 134 per lembar saham dan DPUM turun 6,90 persen ke Rp 54 per lembar saham.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sesi 1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi pada sesi I perdagangan, Jumat 16 Oktober 2020. Sempat menguat saat pembukaan, indeks saham justru berbalik melemah 0,64 persen di level 5.072,5 pada pukul 11.30 WIB.

Mengutip data RTI, Jumat (16/10/2020), terpantau 159 saham mengalami kenaikan. Sementara 225 saham memerah, dan 158 lainnya stagnan. Pada sesi I, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi di 5.115,6, dan terendah di level 5.067,6.

Adapun fenomena ini kerap terjadi beberapa waktu terakhir, dimana indeks mengalami penguatan saat pembukaan dan berbalik merah di sesi I. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, pelaku pasar masih menanti gebrakan stimulus Covid-19 yang dikeluarkan Presiden Donald Trump dan Pemerintah Amerika Serikat (AS).

"Market masih wait and see berkaitan dengan program stimulus AS yang belum cair, lantaran dinamika politik yang terjadi antara eksekutif dan legislatif," terang Nafan kepada Liputan6.com, Jumat (16/10/2020).

Sebelumnya, Dewan Kongres AS memang sempat menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Bantuan Covid-19 yang diajukan Pemerintahan Donald Trump. Sebab, Gedung Putih mengirimkan proposal stimulus lebih rendah dari usulan Dewan Kongres, yakni USD 2,2 miliar.

Donald Trump kemudian sepakat untuk menawarkan angka stimulus yang lebih besar. Rencananya, tambahan stimulus tersebut bisa diberikan sebelum gelaran pemilihan presiden AS yang berlangsung pada 3 November 2020.

Selain stimulus AS, Nafan melanjutkan, pelaku pasar modal juga masih menunggu kepastian apakah Indonesia pasti resesi pada kuartal III tahun ini atau tidak, serta angka penyebaran kasus Covid-19.

"Market juga bersikap wait and see lantaran adanya faktor kepastian resesi perekonomian Indonesia dari pemerintah. Juga kenaikan kasus Covid-19 secara global," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.