Sukses

Sempat Menghijau, IHSG Akhirnya Ditutup Melemah ke 6.180,34

Investor asing beli saham mencapai Rp 200 triliun miliar di pasar regular.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan saham Senin ini. Sebelumnya, IHSG sempat berada di zona hijau hingga tengah perdagangan.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (4/11/2019), IHSG ditutup di zona merah dengan turun 26,84 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.180,34. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga turun 0,40 persen ke posisi 976,17.

Sebanyak 202 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 227 saham melemah dan 136 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 559.275 kali dengan volume perdagangan 14,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,9 triliun.

Investor asing beli saham mencapai Rp 200 triliun miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.015.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya dua sektor berada di zona hijau yaitu sektor perkebunan yang naik 1,77 persen dan sektor infrastruktur naik 1,25 persen.

Sementara sektor yang melemah antara lain sektor kontruksi yang anjlok 1,81 persen. Disusul sektor barang konsumsi yang turun 1,48 persen dan sektor aneka industri yang melemah 1,16 persen.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain TFCO yang naik 18,63 persen ke Rp 605 per saham, SSTM naik 18,23 persen ke Rp 480 per saham dan KPAL naik 15,84 persen ke Rp 585 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain NUSA turun 34,09 persen ke Rp 58 per saham, HOME turun 31,17 persen ke Rp 53 per saham dan MPRO turun 25 persen ke Rp 1.710 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sesuai Prediksi

Gerak IHSG pada hari ini sesuai dengan prediksi para analis. Sebelumnya, rilis data inflasi Oktober yang di bawah ekspektasi menjadi pemberat laju indeks di bursa saham. Selain itu, sejumlah rilis kinerja emiten kuartal-III juga tak cukup memuaskan.

"Inflasi yang menunjukan perlambatan sebesar 3,13 persen secara year-on-year (YoY) menjadi katalis negatif IHSG," ungkap Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi, Senin (4/11/2019). 

Dia bilang, rilis data pertumbuhan PDB juga diproyeksikan akan jauh dari ekspektasi sehingga menjadi sentimen negatif dari domestik.

"Indonesia akan merilis data pertumbuhan PDB dengan perkiraaan turun menjadi 5,01 persen dari 5,05 persen meskipun bank Indonesia menyatakan optimis masih di atas 5 persen pada laju pertumbuhan PDB Indonesia," kata dia.

Sebab itu, pihaknya memprediksi IHSG akan tertekan dengan bergerak melemah apabila break level 6.200 dengan support resistance 6.170-6.250.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.