Sukses

BEI Tak Bisa Tahan Jika Ada Emiten yang Ingin Delisting

BEI telah menyiapkan seluruh emiten dari berbagai sektor di pasar modal agar bisa terus sustain ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana penghapusan pencatatan saham (delisting) oleh beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) ramai diberitakan.

Pasca PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) dan PT Grahamas Citrawisata (GMCW) yang telah delisting sebelum September, tiga emiten lainnya yakni PT Bara Jaya Internasional Tbk (ATPK), PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), dan PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD) diisukan bakal ikut meninggalkan pasar modal.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, BEI telah menyiapkan seluruh emiten dari berbagai sektor di pasar modal agar bisa terus sustain ke depan.

"Perusahaan apapun, saya enggak lihat sektornya, kita pro ke semua sektor. Jadi kondisi seperti bagaimanapun, kondisi semua sektor tuh harus di-grooming oleh bursa. Apalagi, yang memang ke depan itu strategis," jelas dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (17/9/2019).

Dia menyatakan, keputusan untuk menjadi perusahaan tercatat atau keluar atau delisting itu merupakan wewenang strategis dari masing-masing emiten.

"Kami sampaikan bahwa opportunity-nya banyak ke depan buat mereka. Tapi kan mereka memiliki pertimbangan lain, karena secara umum mereka juga bagian dari struktur yang sifatnya global," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Bisa Menahan

Setelah itu, ia melanjutkan, BEI tidak bisa menahan kehendak setiap perusahaan tercatat untuk melakukan delisting. Namun, BEI disebutnya siap menerima jika mereka mau kembali lagi ke pasar modal.

"Intinya kita sudah sampaikan, banyak hal yang akan kita gagas ke depan, dan banyak benefitnya. Sekali lagi, yang kita pastikan adalah diskusi pasti ada. Tapi kan kita enggak bisa juga intervensi. Ibarat rumah tangga sendiri," tuturnya.

Saat ditanya perusahaan tercatat mana lagi yang bakal delisting dalam waktu dekat, Nyoman belum bisa menjawabnya. Dia mengatakan, informasi itu baru bisa disampaikan jika pihak yang bersangkutan sudah menyampaikan surat resmi.

"Lihat saja nanti hasilnya. Kalau yang mau ngomong delisting saya enggak bisa sampaikan, kecuali dia menyampaikan surat. Yang bicara kemarin itu yang sudah menyampaikan surat," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.