Sukses

Harapan The Fed Pangkas Suku Bunga Bawa Wall Street Menguat

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan nonfarm payrolls meningkat 75.000 pekerjaan pada bulan lalu, jauh lebih kecil dari prediksi ekonom sebesar 185.000.

Liputan6.com, New York - Wall Street atau Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat dipicu laporan pertumbuhan pekerjaan AS yang melambat mendorong harapan Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya. Sementara optimisme tentang potensi kemajuan sengketa perdagangan AS dengan China dan Meksiko justru menambah risiko.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 263,28 poin, atau 1,02 persen menjadi 25.983,94, S&P 500 naik 29,85 poin, atau 1,05 persen menjadi 2,873,34 dan Nasdaq Composite menambahkan 126,55 poin, atau 1,66 persen menjadi 7,742.10.

Bursa AS kali ini dipengaruhi investor yang bertaruh bahwa pelemahan pasar tenaga kerja akan memberi The Fed alasan untuk memberi ekonomi lebih banyak dukungan. Ini akan mendorong indeks S&P 500 dan Dow mencapai keuntungan mingguan terbesarnya sejak akhir November, tepat sebelum aksi jual besar-besaran terjadi di akhir tahun.

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan nonfarm payrolls meningkat 75.000 pekerjaan pada bulan lalu, jauh lebih kecil dari prediksi ekonom sebesar 185.000 dalam jajak pendapat Reuters. Ini menunjukkan hilangnya momentum dalam kegiatan ekonomi menyebar ke pasar tenaga kerja.

Akibatnya, pedagang menaikkan taruhan untuk penurunan suku bunga di bulan Juli diikuti oleh dua penurunan suku bunga lagi di akhir tahun.

"Laporan pekerjaan menunjukkan ada beberapa kelemahan tetapi ekonomi tetap relatif kuat pada saat ini," kata Peter Jankovskis, co-chief investment officer OakBrook Investments LLC di Lisle, Illinois.

Investor menempatkan data pekerjaan yang melemah memungkinkan tindakan Fed lebih tepat waktu. Investor tampaknya memberi bobot lebih pada kebijakan Fed daripada data ekonomi.

"Saat ini pasar bersedia menerima pertumbuhan yang mengecewakan dalam pertukaran untuk prospek tingkat suku bunga yang lebih rendah," kata Jack Ablin, Kepala Investasi Cresset Capital Management di Chicago. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perang Dagang

Hal yang Juga menambah antusiasme investor pada hari Jumat adalah pemberitahuan dari pejabat AS yang memberi eksportir China waktu dua minggu lagi untuk memasukkan produknya ke Amerika Serikat sebelum kebijakan kenaikan tarif berlaku. Para pemimpin AS dan Cina diperkirakan akan bertemu pada akhir Juni di pertemuan G20.

Sementara Presiden AS Donald Trump mengatakan masih ada "peluang bagus" dari kesepakatan perdagangan AS-Meksiko. Namun jika kedua negara gagal membuat kesepakatan, ia berencana untuk mengenakan tarif 5 persen pada impor Meksiko, mulai Senin.

Sumber-sumber Meksiko mengatakan kepada Reuters Jumat malam bahwa para perunding sedang berjuang untuk mencapai kesepakatan atas permintaan AS agar Meksiko menerima lebih banyak pencari suaka.

"Pemangkasan suku bunga sedang dilakukan penetapan harga ke pasar, tetapi untuk naik lebih tinggi Anda perlu mendapatkan kemajuan di bidang perdagangan karena dalam jangka panjang itu adalah masalah yang lebih besar untuk pasar," kata Larry Adam, Kepala Investasi  Raymond James di Baltimore, Maryland.

Adapun saham yang menguat dalam indeks S&P adalah Microsoft Corp, Apple Inc dan Amazon.com. Saham teknologi, di antara yang paling terpukul akibat meningkatnya ketegangan perdagangan baru-baru ini, naik 2 persen dan memberikan dorongan terbesar pada 11 sektor utama S&P 500.

Pembuat chip, yang mendapatkan sebagian besar pendapatan mereka dari China, juga naik, dengan indeks chip Philadelphia naik 1,2 persen. Namun, industri yang sensitif terhadap tarif sedikit berkinerja buruk dengan kenaikan 0,9 persen.

Saham bank yang sensitif terhadap tingkat suku bunga turun 0,98 persen. Satu-satunya sektor dalam indeks utama S&P yang memerah adalah indeks keuangan yang, turun 0,19 persen.

Di bursa AS kali ini, 6,48 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata 7,04 miliar untuk 20 sesi terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.