Sukses

Wall Street Melonjak karena Harapan Penurunan Suku Bunga

Gubernur the Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral mungkin harus bereaksi terhadap perang dagang AS dengan berbagai negara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut karena investor bertaruh pda penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Data pekerjaan sektor swasta yang lemah sehingga menganggu target inflasi dan pertumbuhan ekonomi the Fed menjadi alasan investor bertaruh akan penurunan suku bunga.

Selain itu, harapan akan adanya kesepakatan antara AS dengan Meksiko mengenai pengenaan tarif juga menjadi pendorong kenaikan indeks utama di Wall Street.

Mengutip Reuters, Kamis (6/6/2019), Dow Jones Industrial Average naik 207,39 poin atau 0,82 persen menjadi 25.539,57. Untuk S&P 500 juga naik 22,88 poin atau 0,82 persen menjadi 2.826,15. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 48,36 poin atau 0,64 persen menjadi 7.575,48.

Gubernur the Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral mungkin harus bereaksi terhadap perang dagang AS dengan berbagai negara lain. Hal tersebut tentu saja meningkatkan harapan penurunan suku bunga. Pejabat Fed lainnya juga mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin dilakukan.

The ADP National Employment Report pada Rabu semakin memperkuat taruhan untuk penurunan suku bunga. Jumlah pegawai swasta AS yang dipekerjakan berada di jalur paling lambat dalam lebih dari sembilan tahun di bulan Mei. Pelemahan ini terjadi karena meningkatnya ketegangan perdagangan global.

"Wall Street menguat pada hari ini dan kemarin karena lebih banyak disebabkan pelemahan ekonomi yang memberikan alasan bagi the Fed untuk menruunkan bunga secara preemtive," jelas Jeffrey Kleintop, Chief Global Investment Strategist Charles Schwab, Boston.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kesepakatan dengan Meksiko

Gerak investor juga dipengaruhi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dalam pikirannya Meksiko ingin mencapai kesepakatan untuk menghentikan perang dagang.

Seorang penasihat perdagangan di Gedung Putih dan senator senior Partai Republik AS juga mengatakan Washington mungkin tidak akan memperkenalkan tarif yang diusulkan.

Kesepakatan dengan Meksiko akan mengurangi salah satu risiko yang mengintai di sana," kata Mark Luschini, kepala strategi investasi Janney Montgomery Scott di Philadelphia.

 

3 dari 3 halaman

Gerak Saham

Sektor teknologi naik 1,4 persen dan memberikan dorongan terbesar ke pasar, dibantu oleh Apple Inc dan Microsoft Corp. Peningkatan besar lainnya adalah Salesforce com Inc, yang naik 5,1 persen setelah penyedia layanan berbasis cloud memperkirakan hasil setahun penuh di atas ekspektasi.

Sektor energi merosot 1,1 persen dan menjadikannya satu-satunya sektor di dalam S&P yang berada di zona merah. Pelemahan tersebut karena harga minyak mentah turun tajam.

Saham Campbell Soup Co menjadi pemenang persentase terbesar di S&P 500, naik 10 persen setelah pembuat sup kalengan menaikkan perkiraan laba setahun penuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.