Sukses

IHSG Terbaik di Asia Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan BI

Usai BI dongkrak suku bunga bikin rupiah menguat ke posisi 14.593 per dolar AS dan IHSG mendaki 46,71 poin.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau. Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat ke posisi 14.593 per dolar Amerika Serikat.

Sentimen langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 5,5 persen jadi katalis positif.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (15/8/2018), IHSG menguat 46,71 poin atau 0,81 persen ke posisi 5.816,59. Indeks saham LQ45 mendaki 1,03 persen ke posisi 912,37. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat kecuali indeks saham DBX.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.819,64 dan terendah 5.689,93. Sebanyak 187 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 183 saham melemah dan 128 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 407.995 kali dengan volume perdagangan saham 8,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun. Investor asing jual saham Rp 225,72 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.593.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham konstruksi turun 0,28 persen. Sektor saham pertanian mendaki 5,85 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur menanjak 1,73 persen dan sektor saham aneka industri menguat 1,55 persen.

Saham-saham emiten perkebunan mencatatkan penguatan. Saham AALI naik 11,76 persen ke posisi 13.300 per saham, saham BWPT menguat 11,21 persen ke posisi 238 per saham, dan saham GZCO menguat 7,69 persen ke posisi 70 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham YPAS merosot 21,35 persen ke posisi 700 per saham, saham GMFI melemah 7,89 persen ke posisi 210 per saham, dan saham ACES turun 6,93 persen ke posisi 1.275 per saham.

Bursa Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 1,55 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,68 persen, dan indeks saham Thailand melemah 1,09 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai susut 2,07 persen, indeks saham Singapura turun 0,27 persen, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,99 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelaku pasar merespons positif langkah BI menaikkan suku bunga acuan. Hal itu membuat IHSG menguat.

Sebelumnya pada sesi pertama, IHSG turun 1,3 persen. Hal itu didorong defisit perdagangan Juli 2018 mencapai USD 2,03 miliar. Padahal pelaku pasar prediksi defisit hanya sekitar USD 625 juta.

"Langkah efektif dari kebijakan BI dalam menetapkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menajdi 5,5 persen turut memberikan sentimen positif bagi IHSG maupun rupiah,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 5,5 Persen

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,50 persen. 

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 14-15 Agustus 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day repo ratesebesar 25 bps menjadi 5,5 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Rabu 15 Agustus 2018.

Perry mengungkapkan keputusan menaikkan suku bunga acuan adalah untuk menjaga daya tarik pasar di Indonesia.

Selain itu, kenaikan tersebut juga bertujuan untuk menjaga defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD).

Sebagai informasi, CAD saat ini sudah mencapai 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2018 tercatat sebesar USD 8 miliar. 

Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya sebesar 1,96 persen dan juga lebih besar dibandingkan dengan kuartal I-2018 yang hanya sebesar 2,2 persen dari PDB atau USD 5,5 miliar.

"Kebijakan tersebut konsisten untuk mempertahankan daya tarik pasar domestik dan mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas aman," ujar dia.

Selain itu, lending facility rate menjadi 6,25 persen dan deposit rate jadi 4,75 persen yang diputuskan dari hasil pertemuan BI dalam dua hari ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.