Sukses

Intip Kinerja Keuangan 4 Emiten Bank Swasta pada 2017

Sejumlah emiten bank swasta sudah menyampaikan laporan keuangan 2017 ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten bank swasta sudah menyampaikan laporan keuangan 2017. Dari empat bank swasta yang ditelusuri, tiga di antaranya mencatatkan kinerja keuangan 2017 yang positif.

Mengutip laporan keuangan emiten bank yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Selasa (27/2/2018), PT Bank Danamon Tbk (BDMN) membukukan pertumbuhan laba bersih 38 persen dari Rp 2,79 triliun pada 2016 menjadi Rp 3,8 triliun pada 2017. Pertumbuhan laba itu juga didukung pendapatan naik tipis 2,5 persen menjadi Rp 14,76 triliun pada 2017.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatatkan laba bersih per saham menjadi 384,11 pada 2017 dari periode sama tahun 2016 di kisaran 278,52.

Perseroan juga mencatatkan rasio kredit terhadap pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) pada 93,3 persen sehingga likuiditas terkelola baik. Giro dan tabungan atau CASA naik 4 persen menjadi Rp 50,5 triliun. Sedangkan rasio CASA tumbuh menjadi 48,3 persen. Deposito turun lima persen menjadi Rp 54,1 triliun.

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio konsolidasi (CAR) berada pada posisi 22,1 persen, sedangkan hanya bank saja tercatat 23,1 persen.Kredit Bank Danamon juga terus bergeser menuju non-mass market. Bank Danamon mencatatkan pertumbuhan kredit di segmen Usaha Kecil dan Menengah, enterprise dan consumer mortgage. Kredit UKM tumbuh 10 persen menjadi Rp 28,5 triliun.

Di posisi enterprise terdiri dari korporasi, komersial, dan institusi keuangan tumbuh empat persen menjadi Rp 37,6 triliun. Sedangkan consumer mortgage tumbuh 36 persen menjadi Rp 6 triliun. Total kredit bermasalah turun 9 persen menjadi Rp 3,4 triliun pada 2017.

Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh lima persen menjadi Rp 122,9 triliun dibandingkan 2016. Total aset perseroan pun menjadi Rp 178,25 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 174,43 triliun.

Sementara itu, PT Bank OCBC NISP mencetak kenaikan laba 21,56 persen dari Rp 1,78 triliun pada 2016 menjadi Rp 2,17 triliun pada 2017. Kenaikan laba didukung pendapatan bunga dan syariah bersih tumbuh 11,97 persen menjadi Rp 6,03 triliun pada 2017.Hal itu mendorong laba bersih per saham naik menjadi 189,65 pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 156,01.

PT Bank OCBC NISP Tbk membukukan pertumbuhan kredit (gross) 14 persen menjadi Rp 106,3 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 93,4 triliun. Pertumbuhan kredit yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 45 persen, investasi 42 persen dan konsumer 13 persen.

Selain itu, perseroan mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) naik 10 persen dari Rp 103,6 triliun pada akhir 2016 menjadi Rp 113,4 triliun pada akhir 2017. Ini juga mendorong aset PT Bank OCBC NISP Tbk naik 11 persen menjadi Rp 153,8 triliun pada 2017.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

PT Bank Permata Tbk (BNLI) juga mencatatkan laba bersih Rp 748,43 miliar pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 6,4 triliun. Perseroan mencatatkan pendapatan operasional tumbuh 5,24 persen menjadi Rp 8,58 triliun pada 2017.

Melihat kondisi itu, perseroan akhirnya membukukan laba per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp 29 pada 2017.

PT Bank Permata Tbk membukukan penyaluran kredit lebih rendah dibandingkan tahun lalu disebabkan fokus bank untuk perbaiki kualitas aset dan penjualan non performing loan (NPL) pada semester I. Kredit turun tujuh secara year on year (YoY). Namun kredit tumbuh lima persen pada kuartal IV 2017 dari Rp 92,8 triliun pada September 2017 menjadi Rp 97,6 triliun pada Desember 2017.

Selain itu, likuiditas Bank Permata juga terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 88 persen dibandingkan 80 persen pada periode sama 2016. Perseroan juga perbaiki struktur pendanaan dengan rasio CASA lebih tinggi 52 persen dibandingkan tahun sebelumnya 47 persen. Total aset perseroan pun menjadi Rp 148,31 triliun pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 165,5 triliun.

Sedangkan PT Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatatkan laba tahun berjalan merosot 5,4 persen menjadi Rp 1,86 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,94 triliun. Pendapatan operasional turun 3,28 persen menjadi Rp 2,50 triliun. Laba per saham pun merosot menjadi 27 pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 29.PT Maybank Indonesia Tbk mencatatkan aset naik menjadi Rp 173,25 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 166,67 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.